Mengenai hal ini, pihak Prabowo tidak menanggapi permintaan komentar dari Bloomberg News.
Air menjadi masalah mendesak di Indonesia, terutama setelah gelombang panas yang melanda Asia di bulan April menyebabkan suhu mencapai 46 derajat Celcius di beberapa lokasi. Cuaca panas telah berdampak pada sawah-sawah di Indonesia yang bergantung pada air, memicu rekor harga dan gagal panen di salah satu produsen beras terbesar di dunia.
Prabowo, yang akan mengambil alih jabatan tertinggi pada Oktober, melihat air dan ketahanan pangan sebagai ancaman non-militer yang memerlukan solusi segera. Mantan jenderal tersebut mengangkat isu keamanan air sebagai bagian dari kampanye kepresidenannya. Dan sebagai menteri pertahanan, dia membentuk satuan tugas untuk memperluas titik distribusi air bersih.
Pejabat pemerintah Indonesia telah berusaha meningkatkan aksesibilitas air bersih, tetapi inisiatif ini belum sepenuhnya berhasil. Presiden Joko Widodo yang akan segera meninggalkan jabatannya mengatakan bahwa pemerintahnya memperkuat infrastruktur air selama dekade terakhir, termasuk membangun 42 bendungan dan merehabilitasi 4,3 juta hektar jaringan irigasi.
Dalam upaya terbaru ini, pemerintah juga menggaet miliarder Indonesia, Anthoni Salim, untuk memperluas akses air pipa di Jakarta di bawah kesepakatan senilai US$1,7 miliar untuk membangun, antara lain, instalasi pengolahan air bersih.
(bbn)