Bloomberg Technoz, Jakarta - Starlink telah mengaktifkan 26 satelitnya untuk beroperasi melayani layanan telekomunikasi tanpa operator seluler atau direct to cell. 26 perangkat ini melebihi 8% dari jumlah yang dibutuhkan pada layanan direct to cell.

Direct to cell  menjadi bahan perbincangan PT Telkom dalam rapat bersama DPR. Direct to cell merupakan ancaman serius para operator seluler seluruh dunia, termasuk Indonesia.

VP Engineering Starlink, Michael Nicolls memberi pernyataan di akun media sosialnya bahwa bisnis layanan direct to cell pada fase awal telah memanfaatkan 26 satelit.

Starlink mengalami percepatan pertumbuhan lewat peluncuran Falcon. Pihaknya telah memiliki 221 Satelit Ku dengan kemampuan frounthaul 20 Tbps dan mencatat 11 peluncuran hingga 1 Juni 2024.

Starlink is connecting more than 3M people with high-speed internet across nearly 100 countries, territories and many other markets.

Thank you to all of our customers around the world! ?️?❤️ → https://t.co/D6L8BSisQq pic.twitter.com/yo6f2gtJCJ

— Starlink (@Starlink) May 20, 2024