Logo Bloomberg Technoz

“Kemudian merambat naik di sekitar US$60. Jatuh lagi pada 2020, saat pandemi di level paling rendah dalam histori harga minyak mentah selama lima dekade yaitu US$23,” kata dia.

Selanjutnya, harga minyak mentah Brent kembali naik dalam dua tahun berikutnya. Puncaknya, saat terjadi perang di Ukraina dan rusia harga minyak dunia sempat menyentuh US$120/barel.

Pasca  perang yang melibatkan negara pemasok minyak mentah ke pasar global itu mereda, harga minyak dunia kembali turun menjadi kisaran US$65 hingga US$90/barel.

Tak lama kemudian, harga minyak mentah Brent kembali naik dalam dua tahun sesudahnya. Kenaikan harga minyak menjadi US$120/barel itu dipicu perang Ukraina dan Rusia. Setelah itu, harga minyak berada di kisaran US$65 hingga US$90/barel.

“Kenaikan dan penurunan harga begini jelas mempengaruhi APBN dan ekonomi kita,” pungkas Sri Mulyani.

Sebagai tambahan, Sri Mulyani menargetkan asumsi harga minyak mentah Indonesia atau Indonesian Crude Price (ICP) berada pada level US$75–US$85/barel dalam Kerangka Ekonomi makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal (KEM PPKF) RAPBN 2025.

“Dengan mencermati tensi geopolitik yang saat ini masih berlanjut maka harga minyak mentah Indonesia diperkirakan sebesar US$75–US$85/barel,” ujar Sri Mulyani dalam Rapat Paripurna DPR ke-17, Senin (20/5/2024).

Dalam kaitan itu, Sri Mulyani memaparkan, harga minyak mentah Brent pernah naik ke level US$115/barel pada Juni 2014 dan turun tajam ke titik terendah US$28/barel pada Januari 2016. Saat pandemi Covid-19 pada April 2020, harga minyak jatuh lagi ke level terendah US$23/barel.

Namun, akibat perang di Ukraina, harga minyak mentah Brent melonjak tinggi ke level US$120/barel pada Juni 2022. Pada 2023, harga minyak turun tajam menjadi US$65/barel, kemudian naik kembali menjadi US$90/barel pada awal 2024 akibat perang di Gaza, Palestina.

(azr/lav)

No more pages