Militer Filipina mengatakan perahu karet milik Penjaga Pantai China mendekati BRP Sierra Madre hanya dalam jarak 5-10 meter, dan sempat menyita beberapa pasokan dari udara untuk tentara Manila yang berjaga di sana.
Brawner menyatakan bahwa tindakan Beijing adalah "ilegal" dan "tidak bisa diterima".
"Ini menimbulkan kekhawatiran. Jadi sebagai langkah pencegahan, tentara kami memegang senjata mereka. Ini adalah bagian dari aturan keterlibatan," ucapnya.
"Kami menyangkal bahwa ada tentara kami yang secara sengaja menodongkan senjata mereka ke salah satu perahu China... Tapi kami tidak akan menyangkal fakta bahwa mereka membawa senjata," tegas Brawner.
"Kami memiliki hak untuk mempertahankan diri," kata Brawner, menegaskan bahwa Filipina akan terus mempertahankan kedaulatan wilayahnya di wilayah tersebut, karena BRP Sierra Madre diberikan kepada Angkatan Laut Filipina.
China mengklaim hampir seluruh perairan Laut China Selatan, termasuk wilayah Second Thomas Shoal. Beijing bahkan mengerahkan ratusan kapal untuk berpatroli di jalur perairan tersebut, termasuk kapal yang disebut oleh Filipina sebagai "milisi maritim China", yang dilaporkan ikut serta dalam peristiwa 19 Mei.
Otoritas Beijing dan Kedutaan Besar China di Manila belum memberikan tanggapan.
(red/ros)