Logo Bloomberg Technoz

Gelsinger menyindir langsung klaim CEO Nvidia, Jensen Huang, yang mengatakan bahwa prosesor tradisional seperti Intel sudah kehabisan tenaga di era kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI).

CEO Intel Corp Pat Gelsinger. (Dok: Bloomberg)

“Tidak seperti apa yang Jensen ingin Anda percayai, Hukum Moore masih hidup dan sehat,” ujarnya, menekankan jika Intel akan memiliki peran utama dalam perkembangan AI sebagai penyedia cip PC terkemuka.

“Saya menganggapnya seperti internet 25 tahun yang lalu. Kami melihat hal ini sebagai bahan bakar yang mendorong industri semikonduktor mencapai US$1 triliun pada akhir dekade ini,” papar dia.

Sistem Gaudi Intel, yang mengkompilasi cip-nya menjadi kit dari beberapa prosesor –dirancang untuk menangani pelatihan AI generatif–  akan ditawarkan oleh mitra seperti Dell Technologies Inc dan Inventec Corp, kata Gelsinger.

Satu kit dengan delapan akselerator Intel Gaudi 2 akan dijual seharga US$65.000. Satu kit yang lebih kuat dengan delapan akselerator Intel Gaudi 3 akan dijual US$125.000, dengan perusahaan memperkirakan kedua penawaran tersebut lebih terjangkau dibandingkan dengan para pesaingnya.

Gaudi 3 terdiri dari 8.192 akselerator dan Intel memperkirakan bahwa ia menawarkan waktu hingga 40% lebih cepat untuk melatih sebuah model AI dibandingkan dengan cluster GPU Nvidia H100 dengan ukuran yang sama.

Intel mengatakan bahwa Gaudi 3 akan lebih cepat dua kali lipat dibandingkan dengan Nvidia H100 dalam menjalankan tugas-tugas inferencing AI, seperti yang diukur pada model-model populer buatan Meta Platforms Inc dan Mistral. 

Meski begitu keunggulan tersebut mungkin tidak cukup untuk menggeser Nvidia dari posisi terdepan dalam pemrosesan AI pusat data. “Performa masing-masing akselerator tidak lagi menjadi hal yang paling penting,” kata Leonard Lee, seorang analis di neXt Curve.

Keuntungan terbesar Nvidia adalah memiliki ekosistem yang kohesif dan terintegrasi serta teknologi eksklusif seperti NVLink yang memastikan klaster komputasi bekerja sebagai satu kesatuan. “Kekuatannya adalah kemampuan untuk menciptakan akselerator logis yang sangat besar dengan ukuran yang luar biasa.”

Intel yang berbasis di Santa Clara, AS, telah memimpin industri komputer selama beberapa dekade, tetapi pendapatannya telah menurun selama dua tahun terakhir karena tertinggal dari para pesaingnya. Gelsinger, yang kembali ke Intel tiga tahun lalu memiliki tugas besar untuk memperbaiki kinerja keuangan perusahaan. Ia telah menghabiskan banyak dana untuk merevitalisasi penawarannya dan membangun jaringan pabrik. Cara ini dipercaya dapat merebut kembali kepemimpinan dalam desain dan manufaktur chip.

Meskipun penjualan Intel telah berhenti menyusut, analis tidak memproyeksikan rebound secara cepat. Analis memprediksi perusahaan akan mengakhiri tahun 2024 dengan pendapatan US$20 miliar, lebih sedikit daripada tahun 2021. Sementara itu, penjualan Nvidia akan meningkat dua kali lipat dan AMD akan tumbuh lebih dari 10%, menurut perkiraan, karena perusahaan-perusahaan tersebut mengambil keuntungan yang lebih baik dari membanjirnya pengeluaran untuk perangkat keras komputasi AI.

“Ini adalah saat yang paling penting dalam karir kami bersama,” ujar Gelsinger, menegaskan pentingnya Intel bekerja sama dengan para mitranya. “Kami diciptakan untuk momen ini.”

(bbn)

No more pages