Logo Bloomberg Technoz

Data tersebut mengindikasikan bahwa sektor Manufaktur AS sedang kesulitan untuk mendapatkan momentum karena biaya pinjaman yang tinggi, pembatasan investasi bisnis dalam peralatan, dan penurunan belanja konsumen. Pada saat yang sama, produsen sedang berjuang melawan kenaikan biaya input.

Institute of Supply Management (ISM) memaparkan, aktivitas Manufaktur AS yang diukur dengan Purchasing Managers’ Index (PMI) berada di angka 48,7 pada Mei. Melambat dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 49,2.

Adapun level PMI yang berada di bawah angka 50 mencerminkan aktivitas bisnis berada di zona kontraksi. PMI Manufaktur AS sudah 2 bulan berturut-turut berada di bawah 50.

Lebih lanjut, ISM New Orders pada Mei angkanya makin dalam, menyentuh level 45,1, juga melambat dari sebelumnya 49,1 pada April kemarin.

"Data Manufaktur ISM menegaskan beberapa tren ekonomi yang berlaku; inflasi yang melambat, pertumbuhan yang juga melambat, dan pasar tenaga kerja yang ketat," kata Gary Pzegeo di CIBC Private Wealth US, seperti yang diwartakan Bloomberg News.

"Kita akan melihat peluang pemangkasan suku bunga akhir tahun ini yang lebih tinggi diperhitungkan dalam kontrak berjangka suku bunga,” terangnya.

Para pelaku pasar menjadi lebih optimistis terhadap kemungkinan dimulainya pemangkasan suku bunga acuan Federal Reserve tahun ini pasca data Manufaktur AS menunjukkan pelemahan.

CME FedWatch Tools mencatatkan kenaikan signifikan pada peluang dipangkasnya suku bunga acuan ke 5,00 – 5,25% pada September 2024 mencapai 51,3% pada pagi ini. Melonjak dibandingkan sepekan lalu yang di kisaran 42,1%–45,1% untuk periode yang sama. 

(fad)

No more pages