“Kami mengabaikan proses sertifikasi dan memproduksi mobil kami secara massal tanpa terlebih dahulu mengambil langkah pencegahan yang tepat,” ungkap Chairman Toyota Akio Toyoda kepada wartawan, Senin.
“Untuk itu kami meminta maaf kepada pelanggan kami dan seluruh pecinta otomotif.”
Pelanggaran Mazda
Tak hanya Toyota, Mazda pun mengakui telah memalsukan hasil uji tabrak dengan sengaja merusak unit yang digunakan untuk pengujian pada 5 model, termasuk Mazda 2 dan Roadster RF, menurut pernyataan perusahaan pada Senin.
Kejanggalan teridentifikasi pada lebih dari 150.000 unit yang diproduksi pabrikan mobil tersebut sejak 2014 untuk pasar Jepang.
“Kami akan menanggung biaya yang dikeluarkan pemasok karena penghentian pengiriman,” kata Chief Executive Officer Mazda Masahiro Moro, seraya menambahkan perusahaan akan melakukan upaya untuk mencegah terulangnya penyimpangan tersebut.
Penghentian ini kemungkinan akan mempengaruhi 3.500 pesanan dan Mazda belum mempertimbangkan opsi recall penarikan dari pasar pada saat ini.
Moro mengaitkan masalah data ini dengan kesalahan penafsiran karyawan terhadap manual prosedur yang tidak jelas, bukan karena “penutupan organisasi” atau “pemalsuan yang berbahaya.”
Kesalahan Honda
Secara terpisah, Honda juga diketahui telah memalsukan data terkait kebisingan dan keluaran mesin bensin, yang berdampak pada lebih dari 3 juta unit.
Meski begitu, pelanggan tetap dapat menggunakan kendaraannya — termasuk Accord dan Odyssey — karena memenuhi standar hukum. Produsen mobil tersebut tidak menemukan adanya pemalsuan untuk mobil yang saat ini dijual, atau untuk model yang akan datang.
Krisis Kepercayaan
Temuan ini merupakan pukulan terbaru dalam krisis kepercayaan yang makin mendalam di kalangan produsen mobil Jepang.
Awal tahun ini, Kementerian Perhubungan Jepang memerintahkan hampir 90 pabrikan untuk mengkaji ulang prosedur pengujian mereka setelah puluhan tahun penipuan ditemukan di beberapa afiliasi Toyota.
Pada Desember 2023, penyelidikan internal Daihatsu Motor Co menunjukkan sebagian besar kendaraannya belum diuji dengan benar untuk keselamatan tabrakan.
Toyota Industries Corp juga menangguhkan semua pengiriman mesin pada Januari tahun ini setelah penyelidikan mengungkapkan pihaknya memalsukan angka produksi daya.
Penyelidikan terbaru ini merupakan tindak lanjut dari serangkaian skandal yang melibatkan perusahaan-perusahaan seperti Nissan Motor Co, Mazda, dan Suzuki selama lebih dari satu dekade; termasuk memalsukan data emisi dan penghematan bahan bakar.
Pembuat kantung udara Takata Corp mengajukan kebangkrutan pada 2017 setelah salah satu krisis penarikan produk yang paling terkenal di dunia.
Dari 68 kasus yang telah diselesaikan dalam penyelidikan terakhir, kementerian juga menemukan kesalahan di empat pabrikan lain: Honda, Mazda, Yamaha Motor, dan Suzuki.
Kementerian memerintahkan lima produsen mobil untuk menangguhkan pengiriman semua kendaraan dengan sertifikasi yang salah.
Penyelidikan kementerian sedang berlangsung dan dari 17 perusahaan yang masih diselidiki, Toyota adalah satu-satunya perusahaan yang permasalahannya telah terungkap.
(wdh)