Logo Bloomberg Technoz

“Menurut kami, iuran wajib Tapera menjadi katalis jangka menengah untuk pasar surat utang Indonesia, sementara ke pasar saham dampaknya minimal,” kata Head of Equity Research Bahana Sekuritas Satria Sambijantoro dan Analyst Drewya Cinantyan dalam catatan yang diterima pekan lalu.

Berdasarkan laporan keuangan BP Tapera terakhir yang dipublikasikan yaitu pada tahun 2022, BP Tapera mencatat kepesertaan aktif sebanyak 3,8 juta pekerja yang sebagian besar adalah PNS. Jumlah itu setara sepersepuluh dari 36 juta pekerja yang saat ini terdaftar dalam sistem jaminan sosial BPJS Ketenagakerjaan.

Dengan peserta aktif sebanyak itu, pada 2022, nilai dana kelolaan BP Tapera mencapai Rp2,9 triliun di mana sebanyak 47% ditempatkan di instrumen obligasi (surat utang) korporasi, lalu sebanyak 45% di surat utang negara (SBN) dan deposito pasar uang sebesar 8%.

Apabila memakai asumsi tersebut, dari perkiraan tambahan likuiditas segar hasil setoran iuran 43 juta pekerja senilai total Rp160 triliun-Rp268 triliun, maka ada sebanyak Rp72 triliun-Rp120,6 triliun berpotensi masuk ke pasar surat utang negara.

Lalu, sebesar Rp75,2 triliun-Rp125,96 triliun berpotensi masuk ke pasar obligasi korporasi dan di deposito perbankan sebesar Rp12,8 triliun-Rp21,44 triliun.

Dana hasil iuran Tapera dikelola oleh manajer investasi dalam bentuk Kontrak Investasi Kolektif (KIK) alias reksa dana.

Kinerjanya sejauh ini kurang mengesankan di mana nilai aktiva bersih (NAB) reksa dana Tapera hanya tumbuh 3% per tahun, sebelum dipotong pajak.

Bila diperinci, untuk KIK Pasar Uang yang dikelola BP Tapera hanya mencatat untung bersih (nett return) 2,96%. Begitu juga KIK Pendapatan Tetap yang hanya membukukan return 2,4% nett. Sementara KIK syariah bahkan cuma tumbuh 0,59% nett

Sebagai pembanding, pada saat yang sama, tingkat bunga deposito 12 bulan di perbankan pada 2022 menyentuh 4,68% per tahun.

Pengelolaan dana hasil iuran Tapera menggandeng beberapa manajer investasi di Tanah Air. Pada 2022, manajer investasi yang terlibat dalam pengelolaan dana yang dihimpun oleh BP Tapera di antaranya adalah Bahana TCW Investment Management, Batavia Prosperindo Aset Manajemen, BNI Asset Management, Danareksa Investment Management, Mandiri Aset Manajemen Indonesia dan Schroder Investment Management Indonesia.

Adapun bank penyalur kredit perumahan adalah Bank Tabungan Nasional (BTN), sementara bank kustodian ditunjuk adalah Bank Rakyat Indonesia (BRI).

Dua bank itu juga bertindak sebagai bank penyedia Kredit Pemilikan Rumah (KPR) terkait Tapera di mana BTN telah membiayai 4.077 unit dan BRI sebanyak 457 unit.

(rui/aji)

No more pages