Rupiah menguat setelah rilis data inflasi mencatat Indonesia mencatat deflasi pada Mei lalu -0,03% month-to-month, dan 2,84% secara tahunan, di bawah ekspektasi pasar. Inflasi yang terkendali memberi peluang bagi Bank Indonesia untuk mempertahankan stance kebijakan bunga acuan.
Sementara itu setelah tertekan cukup dalam pekan lalu, indeks saham membuka pekan dengan bergerak lebih kuat meski masih tipis di kisaran 7.073. Sedangkan di pasar surat utang negara, SBN tenor 5 tahun ke atas mencatat penurunan yield ketika tenor pendek masih memperlihatkan kenaikan imbal hasil sampai jelang sore hari ini.
Tantangan harga pangan
Indonesia mencatat deflasi pada Mei sebesar -0,03% di mana itu menjadi yang pertama terjadi setelah deflasi pada Agustus tahun lalu. Badan Pusat Statistik menyebut, penyumbang utama deflasi adalah beras dengan andil deflasi 0,15%, lalu daging ayam ras dan ikan segar dengan andil 0,03%. Tarif angkutan antar kota juga memberi andil deflasi 0,03% pada Mei.
Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Destry Damayanti menyebut harga pangan bergejolak masih menjadi faktor risiko bagi inflasi domestik.
Berbicara di depan Komisi XI-DPR RI untuk sesi fit and proper test untuk periode kedua sebagai Deputi Gubernur Senior, hari ini Senin (3/7/2024), Destry bilang, upaya berkelanjutan antara bank sentral dan pemerintah akan menjaga inflasi pangan tetap terkendali.
Destry juga bilang, BI tidak ragu mengintervensi pasar untuk menstabilkan rupiah, seperti dilansir dari Bloomberg News.
(rui)