Logo Bloomberg Technoz

Rupiah Menguat Tipis Pasca Rilis Data Mei yang Catat Deflasi

Tim Riset Bloomberg Technoz
03 June 2024 15:10

Karyawan menghitung uang rupiah di salah satu pusat penukaran uang di Jakarta, Rabu (11/10/2023). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)
Karyawan menghitung uang rupiah di salah satu pusat penukaran uang di Jakarta, Rabu (11/10/2023). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Rupiah bergerak menguat sampai jelang sore ini, Senin (3/6/2024) pasca rilis data inflasi Mei menunjukkan deflasi di luar ekspektasi pelaku pasar dan setelah data kinerja manufaktur terjatuh ke level terendah dalam enam bulan terakhir.

Rupiah bergerak di kisaran Rp16.223/US$, menguat 0,2% dibanding posisi penutupan pekan lalu. Sepanjang hari ini, rupiah sempat menyentuh level terkuat di Rp16.208/US$ pada pukul 10:17 WIB, tapi kemudian bergerak lebih lemah lagi rata-rata di Rp16.225/US$.

Penguatan rupiah berlangsung memanfaatkan dolar AS yang tengah landai. The greenback yang lesu memberi ruang penguatan pada mata uang emerging market Asia hari ini seperti won Korea yang menguat 0,7%, lalu rupee India 0,4%, disusul oleh dolar Taiwan 0,19% dan dong Vietnam 0,13%. 

Sejauh ini, hanya ringgit Malaysia, peso dan baht serta dolar Hong Kong dan yuan China yang masih melemah melawan dolar AS.

Mata uang Asia juga didukung oleh sentimen domestik masing-masing negara seperti rupee yang terungkit hasil exit poll pemilu yang mengunggulkan Narendra Modi. Lalu won juga didukung oleh data PMI manufaktur yang menguat.