Kedua, melalui pembangunan smelter baru di JIIPE dengan kapasitas untuk mengolah 1,7 juta ton konsentrat tembaga menjadi 700.000 ton katoda.
Jenpino mengatakan proses ekspansi smelter PT Smelting sudah selesai dan beroperasi sejak 2023, sedangkan smelter baru di JIIPE sedang melalui tahap akhir pembangunan.
Di lokasi yang sama juga akan dibangun fasilitas pemurnian logam mulia atau precious metal refinery (PMR) untuk mengolah lumpur anoda menjadi emas dan perak murni, dengan kapasitas olah lumpur anoda sebanyak 6.000 ton/tahun.
Tunggu 4 Tahun
Kalangan pakar pertambangan sebelumnya menilai smelter katoda tembaga milik Freeport di Manyar, Gresik, Jawa Timur kemungkinan besar baru bisa beroperasi optimal dalam 3—4 tahun ke depan.
Ketua Perhimpunan Ahli Pertambangan (Perhapi) Rizal Kasli mengatakan pembangunan smelter dengan kapasitas besar memerlukan dana yang cukup signifikan dan waktu lama beroperasi penuh.
“Memang pembangunan pabrik atau smelter dengan kapasitas besar seperti itu memerlukan dana yang cukup besar dan waktu yang cukup lama misalnya 3–4 tahun baru bisa dioperasikan. Untuk pabrik skala sedang dan kecil mungkin hanya butuh waktu sekitar 1,5—2 tahun,” ujar Rizal saat dihubungi, baru-baru ini.
Rizal menggarisbawahi penyelesaian mekanis atau mechanical completion yang ditenggat pada Mei 2024 juga masih membutuhkan tahapan selanjutnya, yakni uji coba dan commissioning.
Tahapan tersebut bertujuan untuk mengetes semua mesin dan peralatan yang telah dibangun serta melakukan sinkronisasi.
“Testing dilakukan pertama sekali tanpa beban untuk mengetahui apakah ada mesin dan peralatan yang gagal beroperasi dan perlu dilakukan perbaikan,” ujar Rizal.
Selanjutnya, Rizal mengatakan, dilakukan uji coba dengan beban secara bertahap hingga mencapai puncak kapasitas yang disebut design capacity. “Tentu dalam testing dan commissioning diperlukan perbaikan dan adjustment peralatan.”
(wdh)