Meski begitu, manajemen menepis bahwa masuknya saham perusahaan ke papan pemantauan khusus tersetbu tak mencerminkan kinerja fundamental perseroan.
"Secara fundamental, kami berada dalam kondisi yang sangat baik. Perseroan sebagai penyedia jasa keuangan terintegrasi bergerak pada jalur yang tepat dalam menghadirkan solusi finansial end-to-end kepada seluruh masyarakat," tulis manajemen dalam siaran resminya, Senin (3/6/2024).
Selain itu, BCAP juga akan mempercepat ekspansi bisnis dengan memperbanyak kemitraan berbasis transaksi dan whitelabeling. Strategi itu diklaim efektif menangkap peluang bisnis dan pelanggan baru untuk pertumbuhan kinerja ke depan.
"Perseroan yakin hal ini akan segera terselesaikan. Kami akan mengambil semua tindakan yang diperlukan untuk mengembalikan BCAP ke Papan Utama."
PT MNC Energy Investments Tbk (IATA)
Tak berbeda jauh, emiten grup MNC lain yang bergerak dibidang pertambangan batu bara dan investasi energi ini juga menyadari penurunan harga saham yang disebabkan oleh implementasi FCA menimbulkan kekhawatiran bagi investor.
"Masuknya Perseroan ke dalam Papan Pemantauan Khusus ini tidak mencerminkan fundamental kami," tulis manajemen.
Perseroan mengatakan, itu dibuktikan dengan pengelolaan berjumlah 8 izin usaha pertambangan (IUP) di Musi Banyuasin, Sumatera Selatan, dan secara agresif meningkatkan produksinya untuk memenuhi permintaan batu bara yang tinggi.
Berdasarkan laporan dari Komite Cadangan Mineral Indonesia (KCMI), IATA saat ini memiliki cadangan batu bara sebesar 386,6 juta metrik ton (mt), yang diperoleh dari 20% luas area penambangan Perseroan sebesar 72.478 Hektare (Ha).
Sepanjang 2023, perusahaan juga memproduksi lebih dari 4 juta mt dari 3 IUP produksinya. Selain itu, kami akan memulai produksi dari IUP milik PT Arthaco Prima Energy (APE) pada tahun 2024, yang akan memberi kontribusi signifikan bagi pertumbuhan bisnis IATA.
"Kuatnya fundamental yang dipaparkan di atas membangun kepercayaan diri investor. Perseroan yakin hal ini akan segera terselesaikan. Kami akan mengambil semua tindakan yang diperlukan untuk mengembalikan IATA ke Papan Utama."
PT MNC Asia Holdings TBk (BHIT)
Selanjutnya, emiten induk grup MNC ini juga menegaskan kondisi fundamental perseroan masih berada dalam kondisi baik.
"Perseroan sebagai penyedia jasa keuangan terintegrasi bergerak pada jalur yang tepat dalam menghadirkan solusi finansial end-to-end kepada seluruh masyarakat," tulis manajemen.
Selain itu, BCAP juga akan mempercepat ekspansi bisnis dengan memperbanyak kemitraan berbasis transaksi dan whitelabeling. Strategi itu diklaim efektif menangkap peluang bisnis dan pelanggan baru untuk pertumbuhan kinerja ke depan.
"Perseroan yakin hal ini akan segera terselesaikan. Kami akan mengambil semua tindakan yang diperlukan untuk mengembalikan BCAP ke Papan Utama."
(ibn/dhf)