“Hal ini menyebabkan kenaikan harga minyak dunia tidak terlalu tinggi, kecuali ekonomi Amerika Serikat sudah pulih lebih cepat,” ujar Tauhid.
Sekadar catatan, Tauhid mengatakan, OPEC+ memutuskan untuk melanjutkan putaran pemotongan sebesar 2,2 juta barel per hari hingga akhir kuartal III-2024 dan berlanjut dengan pemotongan sukarela sebesar 3,66 juta barel per hari yang akan berakhir pada tahun 2025.
Brent turun menuju US$80 per barel setelah penurunan tiga hari dan West Texas Intermediate (WTI) turun di bawah US$77 per barel.
Pemangkasan produksi akan berlanjut secara penuh pada kuartal ketiga dan kemudian secara bertahap dihapuskan selama 12 bulan ke depan, menurut pernyataan dari Kementerian Energi Arab Saudi setelah pertemuan pada Minggu.
Adapun, keputusan ini diambil karena berusaha untuk menopang pasar yang rapuh, tetapi juga menetapkan tanggal untuk mulai mengembalikan sejumlah minyak ke pasar pada akhir tahun ini.
Kesepakatan yang dicapai di Riyadh pada Minggu melebihi ekspektasi pasar dalam beberapa hal, memperpanjang pemangkasan "sukarela" dari anggota utama termasuk Arab Saudi dan Rusia hingga tahun depan.
Namun, kesepakatan ini juga mulai menghentikan pengurangan suplai pada Oktober, lebih awal dari yang diasumsikan oleh beberapa pengamat OPEC.
Kesepakatan ini menunjukkan bahwa pemimpin kelompok Arab Saudi, yang menjadi tuan rumah bagi para menteri di ibu kotanya setelah rencana awal untuk pertemuan di markas besar OPEC di Wina dibatalkan, berusaha untuk mencapai keseimbangan antara berbagai kepentingan yang saling bersaing.
Kesepakatan ini bertujuan untuk terus mendukung harga minyak mentah, sementara juga melonggarkan pembatasan produksi yang telah ditentang oleh beberapa anggota, seperti Uni Emirat Arab.
(dov/wdh)