Logo Bloomberg Technoz

Seperti yang diwartakan Bloomberg News, Indeks Harga Pengeluaran Konsumsi Pribadi Inti (Core Personal Consumption Expenditures/PCE), yang tidak mencakup komponen makanan dan energi yang fluktuatif, hanya menguat 0,2% dari bulan sebelumnya. Ini adalah laju kenaikan terkecil tahun ini, menurut data Biro Analisis Ekonomi (Bureau of Economic Analysis/BEA) pada Jumat.

Belanja Konsumen yang disesuaikan dengan inflasi secara tidak terduga melemah 0,1%, tertekan oleh penurunan pengeluaran untuk barang dan melemahnya pengeluaran untuk jasa. Pertumbuhan upah, pendorong utama permintaan, juga mengalami perlambatan.

Data tersebut mendukung skenario soft–landing perekonomian Negeri Paman Sam, dan memberi peluang lebih besar bagi The Fed untuk ‘Mempertimbangkan’ memulai melakukan pelonggaran moneter tahun ini.

"Meskipun hal ini tidak mungkin cukup untuk menjustifikasi pemangkasan suku bunga acuan The Fed dalam waktu dekat, kami pikir data baru-baru ini terus mendukung skenario soft-landing kami," jelas Solita Marcelli, Kepala Investasi untuk Amerika di unit Manajemen Kekayaan UBS Group AG, dalam sebuah catatan.

"Hal ini seharusnya memungkinkan Bank Sentral AS untuk memulai pelonggaran kebijakan akhir tahun ini, kemungkinan besar pada pertemuan September, dalam pandangan kami,” terangnya.

CME FedWatch Tools mencatatkan kenaikan signifikan pada peluang dipangkasnya suku bunga acuan ke 5,00 – 5,25% pada September 2024 mencapai 46,4%. Naik dibandingkan sepekan lalu yang di kisaran 42,1%–45,1% untuk periode yang sama. 

Tim Research Phillip Sekuritas memaparkan, perhitungan kedua (Second Estimate) data Produk Domestik Bruto AS memperlihatkan ekonomi AS tumbuh melambat menjadi 1,3% qoq di Kuartal I-2024 dari 3,4% qoq pada Kuartal IV-2023 dan lebih rendah dari perhitungan pertama yang sebesar 1,6% qoq pada bulan April lalu.

Hal ini merefleksikan revisi ke bawah pada perhitungan Belanja Riil Konsumen (Real Consumer Spending) yang ternyata hanya tumbuh 2,0% qoq, lebih rendah dari perhitungan awal yang sebesar 2,5% qoq.

“Investor juga sibuk mencerna rilis data ekonomi dari negara-negara besar di kawasan Asia (Jepang, Korea Selatan, dan China),” mengutip riset harian Tim Research Phillip Sekuritas.

Dari dalam negeri, investor juga tengah mencermati pengumuman data inflasi Mei oleh Badan Pusat Statistik pada siang nanti. Termasuk juga pada pekan ini, Bank Indonesia juga akan mengumumkan data Cadangan Devisa pada Jumat.

Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana memaparkan, IHSG kembali terkoreksi 0,90% ke 6.970 dan disertai dengan munculnya peningkatan volume penjualan.

“Saat ini, posisi IHSG diperkirakan sedang berada di akhir wave [iii] dari wave C dari wave (2), sehingga koreksi IHSG akan relatif terbatas dan berpeluang berbalik menguat,” papar Herditya dalam risetnya pada Senin (3/6/2024).

Herditya juga memberikan catatan, adapun koreksi IHSG diperkirakan untuk menguji 6.940-6.958 terlebih dahulu, setelahnya IHSG akan menguat ke 7.027-7.080.

Bersamaan dengan risetnya, Herditya memberikan rekomendasi saham hari ini, BRPT, DOID, ESSA, dan UNIQ.

Analis Phintraco Sekuritas juga memaparkan, IHSG berpeluang menjaga posisinya di atas critical support level dan level psikologis 7.000 pada pekan ini.

“DJIA catatkan penguatan harian tertinggi sepanjang 2024 di Jumat (31/5/2024). Penguatan ini salah satunya dipicu oleh realisasi Personal Core Expenditure di angka 2,7% yoy di April 2024, sejalan dengan ekspektasi pasar. Menarik untuk dicermati, data tersebut merubah ekspektasi pasar terhadap time frame pemangkasan sukubunga The Fed,” tulisnya.

Peluang pemangkasan di September 2024 kembali lebih tinggi (47%) dari peluang ditahan (45,2%) berdasarkan jajak pendapat terbaru oleh CME FedWatch Tools

Melihat hal tersebut, Phintraco memberikan rangkuman rekomendasi saham hari ini meliputi ACES, MAPA, SMRA, ASSA, NCKL dan peluang rebound pada saham-saham bank, khususnya bank berkapitalisasi besar dengan mempertimbangkan sentimen di atas.

(fad)

No more pages