Bloomberg Technoz, Jakarta - PT Kimia Farma Tbk (KAEF) membukukan rugi bersih sebesar Rp1,48 triliun sepanjang 2023. Angka ini membengkak hampir 8 kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya yang tercacat rugi Rp190,4 miliar.
Mengutip laporan keuangan KAEF, Senin (3/6/2024), emiten farmasi pelat merah itu mencatatkan penjualan bersih sebesar Rp9,96 triliun. Angka ini mengalami kenaikan 7,93% dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar Rp9,23 triliun.
Secara rinci, total penjualan tersebut ditopang oleh penjualan lokal kepada pihak ketiga yang mencapai Rp8,79 triliun, naik dari sebelumnya yang sebesar Rp8,04 triliun. Sementara itu, dari pihak berelasi stagnan menjadi Rp1,05 triliun.
Dari segi segmen produksi, perseroan mencatatkan penjualan dari produksi obat generik mencapai Rp1,29 triliun, naik dari tahun sebelumnya yang sebesar Rp864,5 miliar. Kemudian, obat ethical, lisensi dan narkotika sebesar Rp891,4 miliar.
Sementara itu produksi obat OTC dan kosmetik, bahan baku, dan alat kesehatan lainnya masing-masing berkontribusi sebesar Rp459,09 miliar, Rp143,1 miliar, dan Rp107,04 miliar.
Namun, beban pokok penjualan membengkak 25,83% menjadi Rp6,86 triliun dari sebelumnya yang sebesar Rp5,45 triliun. Alhasil, laba bruto juga ikut susut menjadi Rp3,10 triliun dari sebelumnya, Rp3,77 triliun.
KAEF juga mencatatkan beban usaha yang juga meningkat menjadi Rp4,66 triliun dibandingkan tahun sebelumnya, Rp3,44 triliun. Hasil dari laba kotor itu jgua kembali tertekan oleh rugi selisih kurs, rugi lain-lain hingga beban keuangan.
Alhasil, KAEF membukukan rugi tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada entitas induk sebesar Rp1,48 triliun, melonjak dari tahun sebelumnya yang hanya rugi Rp190,4 miliar.
Sementara itu, total aset KAEF hingga akhir Desemberh 2023 tercatat sebesar Rp17,58 triliun, turun dari tahun sebelumnya yang sebesar Rp19,79 triliun.
Jumlah liabilitas dan ekuitas juga masing-masing susut menjadi Rp11,19 triliun dan Rp6,39 triliun dan sebelumnya yang tercatat Rp3,10 triliun dan Rp8 triliun.
(ibn/dhf)