Bloomberg Technoz, Jakarta - Pengamat politik Universitas Indonesia (UI) Cecep Hidayat menilai pernyataan Wakil Presiden Ma'ruf Amin berseloroh ingin menjadi anak Presiden hanya sekadar sebuah spontanitas saja.
Dalam kaitan itu, Cecep menilai sosok kiai yang juga merupakan mantan Ketua Umum Majelis Ulama (MUI) Indonesia telah mendampingi Jokowi selama 5 tahun ke depan.
"Saya melihat bahwa memang itu spontanitas dari dia saja. Kan pertama, posisi dia 5 tahun mendampingi Jokowi itu baik-baik saja. Jadi tidak ada poin untuk menyindir," ujar Cecep saat dihubungi, Minggu (2/6/2024).
Selain itu, kata Cecep, penyataan Ma'ruf tersebut juga merupakan hal yang wajar dan tidak perlu menjadi persoalan. Apalagi, Ma'ruf pun jarang berkomentar apapun selama mendampingi Jokowi memimpin Indonesia.
"Memang ada penafsiran timbul dari dua sisi. Pertama, yang berpikir liar itu jadi bentuk sindiran, tetapi saya melihatnya untuk seseorang yang sudah berusia seperti kiai Ma'ruf sepertinya enggak gitu," ujar dia.
Sebelumnya, Ma'ruf Amin sempat mengatakan bahwa manusia, pada dasarnya, menjalani hidup berdasarkan takdir dan kehendak yang ditentukan oleh Allah SWT.
"Tidak bisa kita mau lahir di mana. Lahir itu Allah yang menentukan, kita tidak bisa juga memilih orang tua kita, Bapak Ibu kita," ujar Maruf, dilansir melalui kanal YouTube resmi Sekretariat Wakil Presiden RI, Minggu.
"Siapa yang bisa memilih? Kalau bisa memilih, semua maunya jadi Anak Presiden, Anak Raja. Namun, kan tidak bisa memilih."
Dia juga lantas mencontohkan bahwa manusia sedianya terselimuti dengan takdir, mulai dari warna kulit hingga bentuk rupanya.
"Itu [kita hanya] terima jadi semuanya. Allah yang menentukan kayak apa rupanya kita itu, itu terima jadi saja. Andaikata boleh milih, cakep semua."
Meski begitu, lanjutnya, setelah menjalani kehiduan, manusia berhak memperoleh pilihan hidup berdasarkan keinginannya. Dengan kata lain, manusia dapat menentukan pilihannya sendiri dengan sukarela.
(ibn/wdh)