Logo Bloomberg Technoz

RI Bisa Untung, Imbas Jorjoran Produksi Smelter Tembaga China

Dovana Hasiana
02 June 2024 15:30

Serabut tembaga di gudang milik Valjaonica Bakra Sevojno AD di Serbia./Bloomberg-Oliver Bunic
Serabut tembaga di gudang milik Valjaonica Bakra Sevojno AD di Serbia./Bloomberg-Oliver Bunic

Bloomberg Technoz, Jakarta - Kalangan ahli pertambangan menilai agresivitas China dalam produksi produk turunan tembaga di pabrik peleburan atau smelter, yang bertahan pada tingkat mendekati rekor tertinggi, dapat menguntungkan Indonesia sebagai eksportir tembaga.

Ketua Perhimpunan Ahli Pertambangan (Perhapi) Rizal Kasli mengatakan hasil produksi smelter di China tetap diserap pasar dalam negeri, khususnya untuk menjaga tingkat penyerapan tenaga kerja dan agar pertumbuhan ekonomi tetap terjaga.

Agresivitas China – di tengah pasar tembaga global yang dicekam oleh kekhawatiran akan kekurangan pasokan dan permintaan yang terjaga– bakal mengerek harga.

“Kalau melihat tren stok tembaga di London Metal Exchange [LME] ini terjadi kekurangan pasokan. Dengan demikian, harga masih tetap menarik untuk eksportir tembaga seperti Indonesia,” ujar Rizal saat dihubungi, dikutip Minggu (2/6/2024).

Output smelter tembaga di China./dok. Bloomberg


Rizal mengatakan, saat ini pasokan pada pasar tembaga global memang tengah mengalami penurunan sejak Oktober 2023 yang berada pada level 191.000 ton. Angka itu kemudian turun menjadi 103.000 ton per 17 Mei 2024.