Bloomberg Technoz, Jakarta - Kementerian Unifikasi Korea Selatan (Korsel) pada Jumat (31/05/2024) memperingatkan bahwa tindakan yang "sangat menyakitkan" akan diambil terhadap Korea Utara (Korut) jika mereka terus melakukan tindakan provokasi yang "tidak rasional".
Awal pekan ini, Korea Utara menerbangkan ratusan balon besar berisi sampah dan tinja ke Korea Selatan dan melancarkan serangan pengacau GPS di perairan dekat pulau-pulau perbatasan barat laut Korea Selatan selama tiga hari berturut-turut. Mereka juga menembakkan salvo rudal balistik jarak pendek ke arah Laut Timur pada Kamis.
Kementerian yang menangani urusan antar-Korea tersebut menyatakan "penyesalan yang kuat" atas tindakan provokasi Korea Utara yang "tidak masuk akal dan tidak rasional".
"Pemerintah menanggapi provokasi terbaru Korea Utara dengan sangat serius. Kami tidak akan mentolerir tindakan seperti itu," kata kementerian itu seperti dilaporkan Yonhap.
"Jika Korea Utara tidak menghentikan tindakan provokasinya, pemerintah akan mengambil semua tindakan yang tidak bisa ditahan oleh Korea Utara. Kami dengan tegas memperingatkan bahwa semua tanggung jawab atas apa yang akan terjadi selanjutnya sepenuhnya berada di tangan Korea Utara," demikian dinyatakan kementerian itu.
Pesan tersebut muncul ketika Korea Utara diperkirakan akan terus melakukan tindakan provokasi di tengah-tengah permusuhan langsung dengan Korea Selatan.
Kim Yo-jong, adik perempuan Kim Jong-un, pemimpin Korea Utara, mengeluarkan pernyataan yang penuh dengan ejekan pada Rabu malam. Dia mengatakan bahwa balon tersebut adalah "hadiah tulus" untuk orang Korea Selatan yang menangis meminta jaminan kebebasan berekspresi. Dia mengatakan negaranya akan mengirim sampah "puluhan kali" lebih banyak daripada yang berserakan di Utara.
Seorang pejabat militer Seoul mengatakan Korea Utara mungkin akan mengirim lebih banyak balon semacam itu pada Sabtu ketika angin diperkirakan bertiup ke arah selatan.
Kim Jong-un juga mengawasi latihan penembakan yang melibatkan peluncur roket super besar pada Kamis. Media pemerintah Korea Utara mengatakan latihan tersebut bertujuan untuk menunjukkan tekad negara itu melakukan serangan pendahuluan terhadap Korea Selatan, jika diprovokasi.
Dalam pertemuan akhir tahun, Kim mendefinisikan hubungan antar-Korea sebagai "antara dua negara yang bermusuhan" dan mengatakan tidak ada gunanya untuk mencari rekonsiliasi dan reunifikasi dengan Korea Selatan.
(del)