Namun di AS, pasar menunjukkan tanda-tanda pelemahan karena kargo minyak mentah menumpuk di Gulf Coast. Kelebihan pasokan tersebut menyoroti tantangan utama yang dihadapi kelompok tersebut dalam upaya mengendalikan pasokan global.
Arab Saudi dan para mitranya sedang mendiskusikan apakah akan memperpanjang pengurangan produksi sekitar 2 juta barel per hari hingga paruh kedua tahun ini. Menurut para delegasi, mereka juga mempertimbangkan kemungkinan untuk memperpanjang beberapa pembatasan hingga 2025.
Meskipun perdagangan mingguan berliku-liku, harga minyak berjangka membukukan penurunan bulanan kedua berturut-turut. Penurunan ini sebagian besar disebabkan oleh berkurangnya premi risiko geopolitik yang sudah termasuk dalam harga minyak sejak Oktober. Selain itu, ada tanda-tanda pasar fisik yang melemah dan permintaan musim panas yang lesu.
Struktur contango bearish kini terlihat pada selisih harga minyak Brent untuk pengiriman terdekat. Ini adalah pertama kalinya sejak Januari.
Perlu dicatat bahwa meskipun pergerakan Brent ke contango merupakan indikasi lain dari pasar yang melemah, pergeseran tersebut kemungkinan akan berlangsung singkat karena kontrak Juli berakhir pada Jumat. Namun, selisih harga untuk kontrak Agustus terhadap September, yang saat ini dalam struktur backwardation, telah menyempit.
Harga:
- WTI untuk pengiriman Juli turun 1,2% menjadi US$76,99 per barel di New York.
- Brent untuk pengiriman Agustus turun 0,9% menjadi US$81,11 per barel.
- Kontrak Juli, yang kedaluwarsa pada Jumat, turun 0,3% menjadi $81,62 per barel.
(bbn)