Logo Bloomberg Technoz

Sementara bila memantau pergerakan rupiah offshore, sampai sore ini terlihat masih melanjutkan pelemahan di kisaran Rp16.273/US$ untuk NDF rupiah 1 bulan dan Rp15.258/US$ untuk NDF rupiah 1 pekan, memberi sinyal para investor cenderung menjauhi rupiah jelang rilis data inflasi PCE Amerika nanti malam.

Tekanan yang dihadapi oleh rupiah dan mata uang Asia memang banyak berpusat pada sentimen pasar global terutama terkait Amerika Serikat (AS).

Dua hari berturut-turut, pasar tertekan akibat lonjakan yield menyusul berbagai data yang dinilai mempersempit peluang penurunan bunga The Fed. Namun, pada hari ini sentimen berbalik lebih ramah menyusul data ekonomi AS kuartal 1-2024 yang lebih rendah dan belanja konsumen yang juga melandai.

Namun, rupiah menghadapi pelemahan lebih tajam karena dari dalam negeri juga menunjukkan kerentanan. Pendapatan negara turun pada April meskipun APBN masih mencatat surplus. Akan tetapi, adanya risiko dari backloading pembiayaan APBN dilihat sebagai risiko lanjutan yang bisa membebani pasar di sisa tahun.

Aksi jual pun melanda pasar surat utang domestik ditambah tekanan jual pemodal asing di pasar saham yang menjatuhkan IHSG kembali di bawah 7.000.

Mata uang emerging market termasuk rupiah juga masih akan menghadapi ketidakpastian serta tekanan lagi bila data inflasi PCE Amerika nanti malam angkanya lebih tinggi dari perkiraan.

(rui)

No more pages