Dalam kaitan itu, capital expenditure (capex) bersifat front loaded. Selain itu, arus kas tinggi pada awal tahun, dengan distribusi arus keluar relatif rendah.
Dengan demikian, PLN berkoordinasi bersama Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menilai skenario ketiga, yakni skenario Accelerated Renewable Energy with Coal Phase Down, ideal dan berpotensi untuk dilakukan.
“Coal phase down ini adalah bagaimana kita menambah renewable energy intermittent dan kita jahit dengan operasi pembangkit yang sudah ada yang berbasis pada baseload,” ujar Darmo.
“Skenario ini masih sangat andal dan juga dampak terhadap keuangan PLN, balance sheet masih kuat untuk menanggung dan financial sustainability bisa terjaga. Memang skenario ini yang saat ini kemungkinan akan terpilih.”
Dalam skenario tersebut, terdapat proyeksi penambahan EBT 75% dan gas 25% hingga 2040 dengan coal phase down.
(dov/lav)
