Ini juga menjadi pertumbuhan terendah sejak kontraksi pada pertengahan 2022 kala itu.
Ekonomi AS yang melambat diharapkan juga akan mengurangi tekanan inflasi. Dengan demikian, terbuka harapan Bank Sentral AS (Federal Reserve/The Fed) dapat memulai tren pemangkasan suku bunga acuan di tahun ini.
Seperti yang diwartakan Bloomberg News, hanya 24 jam sebelum rilis data inflasi favorit The Fed, menggarisbawahi bahwa ekonomi AS tumbuh dengan laju yang lebih lambat–karena pengeluaran dan inflasi mengalami degradasi. Perlambatan ekonomi dapat mendukung kasus pelonggaran kebijakan.
CME FedWatch Tools mencatatkan kenaikan signifikan pada peluang dipangkasnya suku bunga acuan ke 5,00 – 5,25% pada September 2024 mencapai 45,1%. Naik dibandingkan sepekan lalu yang sebesar 42,1% untuk periode yang sama.
Dua pejabat tinggi The Fed juga memberi pernyataan yang bernada agak Dovish. Gubernur The Fed New York John Williams menyatakan optimisme-nya akan inflasi yang bergerak terus turun di paruh kedua tahun ini, dan ia menilai kebijakan pengetatan The Fed sejauh ini telah mengerem laju pertumbuhan ekonomi AS.
Ia bilang, meski inflasi masih cukup tinggi, kebijakan The Fed telah berada di posisi yang baik, dan ketidakseimbangan antara penawaran dan permintaan telah berkurang.
"Dengan keseimbangan perekonomian yang lebih baik dari waktu ke waktu dan disinflasi terjadi di negara-negara lain mengurangi tekanan inflasi global, saya perkirakan inflasi akan kembali moderat pada paruh kedua tahun ini," jelasnya.
"Kebijakan yang kami terapkan berhasil," kata Williams.
"Namun, pandangan mengenai jalur kebijakan yang tepat sedang menyesuaikan dengan perubahan dalam outlook.”
Dari regional, Tim Research Phillip Sekuritas memaparkan, dari sisi makroekonomi, investor juga mengantisipasi terbitnya rilis data Industrial Production dari Jepang dan Korea Selatan serta rilis data resmi Purchasing Managers' Index (PMI) China.
“Aktivitas sektor manufaktur China di bulan Mei diprediksi ekspansi dengan laju yang sama dengan bulan sebelumnya, memperkuat pandangan bahwa pemulihan ekonomi masih cukup lemah atau rentan. Data resmi Manufacturing PMI China diramalkan berada di level 50,4 di bulan Mei, tidak berubah dari bulan sebelumnya,” mengutip riset harian Tim Research Phillip Sekuritas.
Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana memaparkan, IHSG terkoreksi cukup agresif 1,49% ke 7.034 dan disertai peningkatan volume penjualan.
“Koreksinya pun telah menembus kedua area support di 7.052 dan 7.026 serta telah mencapai target koreksi minimal di 6.984,” papar Herditya dalam risetnya pada Jumat (31/5/2024).
Herditya juga memberikan catatan, IHSG masih rawan melanjutkan koreksinya untuk menguji 6.884-6.946.
Bersamaan dengan risetnya, Herditya memberikan rekomendasi saham hari ini, ADMR, BBRI, DSNG, dan ITMG.
Analis Phintraco Sekuritas juga memaparkan, IHSG membentuk lower shadow panjang pasca uji level psikologis 7.000 di Kamis (30/5).
Secara teknikal, pola tersebut membuka peluang technical rebound ke kisaran pivot 7.050 di Jumat (31/5).
“Di sisi lain, perlambatan pertumbuhan ekonomi di AS di 1Q24 diharapkan bisa meredam capital outflow karena diperkirakan menekan the Fed untuk mempertahankan peluang pemangkasan sukubunga acuan di September 2024,” tulisnya.
Melihat hal tersebut, Phintraco memberikan rangkuman rekomendasi saham hari ini untuk trading jangka pendek, meliputi ADRO, PTBA, JPFA, CPIN, dan SMRA.
(fad/wep)