Logo Bloomberg Technoz

Amerika melaporkan pertumbuhan ekonomi kuartal 1-2024 tercatat 1,3%, lebih rendah dibanding estimasi sebelumnya di 1,6%. GDP Price Index juga tercatat lebih rendah pada kuartal 1 lalu di angka 3%, di bawah ekspektasi pasar yang menjadi kabar bagus. Begitu juga Core PCE Price Index yang lebih kecil dibanding prediksi pelaku pasar di 3,6%.

Sementara belanja pribadi masyarakat AS pada kuartal pertama tahun ini terlihat melemah dengan pertumbuhan 2%, dari estimasi sebelumnya 2,5% dan lebih kecil dibanding eksepktasi pasar sebesar 2,1%.

Data itu disambut pelaku pasar surat utang yang langsung kembali ke pasar. Treasury, surat utang AS, kembali diburu dengan penurunan yield di semua kurva. UST-10Y turun ke 4,544%.

Dua pejabat The Fed juga memberi pernyataan yang cukup dovish.  Gubernur The Fed New York John Williams menyatakan optimisme bahwa inflasi akan terus turun di paruh kedua tahun ini dan ia menilai kebijakan pengetatan The Fed sejauh ini telah mengerem laju pertumbuhan ekonomi AS.

Ia bilang, meski inflasi masih cukup tinggi, kebijakan The Fed telah berada di posisi yang baik dan ketidakseimbangan antara penawaran dan permintaan telah berkurang.

"Dengan keseimbangan perekonomian yang lebih baik dari waktu ke waktu dan disinflasi terjadi di negara-negara lain mengurangi tekanan inflasi global, saya perkirakan inflasi akan kembali moderat pada paruh kedua tahun ini," kata Williams dilansir dari Bloomberg News, Jumat (31/5/2024).

Yang paling menarik, Williams yang semula sempat melempar sinyal hawkish kini bahkan menyatakan bahwa opsi kenaikan bunga The Fed tidak mungkin terjadi.

Sementara Gubernur The Fed Dallas Lorie Logan dalam forum yang berbeda menyatakan, kebijakan saat ini tidak seketat yang dikira bila dibanding tingkat bunga sebelum pandemi. "Sangat penting untuk tetap mempertimbangkan semua opsi dan kami terus bersikap fleksibel," kata Logan.

Sinyal positif ini mengungkit selera investor di pasar Treasury. Akan tetapi di pasar saham, tekanan masih berlangsung dengan indeks saham di Wall Street ditutup merah semalam. Sedangkan indeks saham di Eropa mayoritas masih hijau atau menguat pada penutupan Kamis.

Pagi ini, mata uang Asia di beberapa bursa yang sudah buka bereaksi positif atas pembalikan sentimen global. Won Korea dibuka menguat 0,11%. Bursa Asia juga dibuka naik di perdagangan awal, di mana indeks Nikkei naik 0,28%, KOSPI Korea naik 0,71%, begitu juga indeks saham di Australia dan New Zealand.

Analisis teknikal

Secara teknikal nilai rupiah berpotensi bangkit meski masih di kisaran sempit, Rupiah berpotensi menguat terbatas hari ini menuju resistance terdekat pada level Rp16.220/US$, kemudian resistance potensial selanjutnya di Rp16.180/US$ dan Rp16.150/US$ sebagai level optimis penguatan rupiah dalam tren jangka pendek.

Adapun nilai rupiah memiliki level support psikologis pada level Rp16.280/US$ dan Rp16.300/US$. Apabila level ini berhasil tembus, maka mengkonfirmasi laju support selanjutnya pada level Rp16.350/US$ dalam jangka menengah.

Analisis Teknikal Nilai Rupiah Jumat 31 Mei 2024 (Riset Bloomberg Technoz)

(rui)

No more pages