Logo Bloomberg Technoz

Ekonomi AS Melambat & Dovish Fed, Rupiah Berpeluang Bangkit

Tim Riset Bloomberg Technoz
31 May 2024 07:45

Karyawan merapihkan uang rupiah di salah satu bank di Jakarta, Selasa (16/1/2024). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)
Karyawan merapihkan uang rupiah di salah satu bank di Jakarta, Selasa (16/1/2024). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat (AS) kuartal 1-2024 yang menunjukkan pelemahan dibanding perkiraan yang dirilis semula, ditambah laju pendapatan pribadi masyarakat AS yang juga lebih rendah ketimbang ekspektasi, membalik arah sentimen pasar global yang beberapa hari terakhir memburuk.

Rupiah berpeluang mendapatkan keuntungan dari pembalikan sentimen tersebut dalam perdagangan hari ini, Jumat (31/5/2024). Tekanan terhadap nilai rupiah berpotensi sedikit termoderasi setelah dalam perdagangan kemarin ditutup lemah di Rp16.265/US$, terlemah dalam empat tahun terakhir. 

Indeks dolar AS ditutup lebih lemah di 104,7 semalam setelah dua hari berturut-turut menunjukkan keperkasaan. Ini memberikan ruang bagi mata uang yang menjadi lawan untuk lebih leluasa. Sinyal dari pasar offshore memberi indikasi pergerakan yang sempit. Rupiah NDF pada penutupan pasar New York tadi malam menguat tipis di Rp16.242/US$ dan pagi ini bergerak di kisaran Rp16.233-Rp16.240/US$. Level itu lebih kuat dibanding posisi di pasar spot kemarin.

Pelaku pasar global mendapatkan kelegaan setelah mengalami turbulensi yang cukup tajam dua hari sebelumnya. Rilis data pertumbuhan ekonomi AS tadi malam cukup meredakan kekhawatiran ditambah pernyataan bernada dovish dari dua pejabat Federal Reserve setelahnya. Dua hal itu memberi penguatan pada ekspektasi penurunan bunga acuan The Fed tahun ini yang diharapkan oleh pasar.

Keyakinan itu akan mendapatkan konfirmasi dari rilis data paling ditunggu pekan ini yaitu inflasi PCE (Personal Consumption Expenditure) Amerika, Jumat malam nanti atau Jumat pagi waktu setempat.