Pertumbuhan ekonomi 1,3% sesuai dengan ekspektasi pasar. Ini juga menjadi pertumbuhan terendah sejak kontraksi pada pertengahan 2022.
Ekonomi AS yang melambat diharapkan juga akan mengurangi tekanan inflasi. Dengan demikian, terbuka harapan bank sentral Federal Reserve bisa menurunkan suku bunga acuan tahun ini.
Mengutip CME FedWatch, peluang Federal Funds Rate turun 25 basis poin (bps) ke 5-5,25% dalam rapat September adalah 45,1%. Naik dibandingkan sepekan lalu yang sebesar 42,1%.
Ekspektasi terhadap penurunan suku bunga acuan menjadi sentimen positif bagi emas. Sebab, emas adalah aset yang tidak memberikan imbal hasil (non-yielding asset). Memegang emas kurang menguntungkan dalam iklim suku bunga tinggi.
Analisis Teknikal
Secara teknikal dengan perspektif harian (daily time frame), emas masih menghuni zona bearish. Terlihat dari Relative Strength Index (RSI) yang sebesar 49,74. RSI di bawah 50 menandakan suatu aset sedang dalam posisi bearish.
Namun perlu dicatat bahwa indikator Stochastic RSI sudah menyentuh 12,63. Di bawah 20, yang berarti tergolong jenuh jual (oversold).
Oleh karena itu, harga emas masih berpeluang naik. Target resisten terdekat ada di US$ 2.356/troy ons. Jika tertembus, maka US$ 2.370/troy ons bisa menjadi target selanjutnya.
Sementara target support terdekat adalah US$ 2.328/troy ons. Penembusan di titik ini bisa membawa harga emas turun lagi menuju US$ 2.317/troy ons.
(aji)