Logo Bloomberg Technoz

Namun, penghapusan kompensasi juga bakal berimplikasi negatif terhadap pasar BBM di dalam negeri, di mana harga akan terkerek naik mengikuti pasar internasional yang cenderung lebih tinggi.

Jika hal itu terjadi, kenaikan harga BBM akan memicu kenaikan harga barang dan jasa lainnya. Lalu, kata Yannes, kenaikan harga barang dan jasa akan menurunkan daya beli masyarakat, terutama bagi masyarakat berpenghasilan rendah.

“Intinya, dampak penghapusan subsidi BBM akan memiliki impact pada kondisi ekonomi, sosial, dan politik kita, tergantung bagaimana pemerintah menyikapinya nanti,” ujar Yannes.

Sebagai informasi, desas-desus 'penghapusan' Peralite santer terdengar usai Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati pada Agustus tahun lalu mengungkapkan jenis bensin yang akan dijual perseroan pada 2024 adalah Pertamax Turbo, Pertamax Green 92, dan Pertamax Green 95.

Nantinya, kata Nicke, Pertalite akan bertransformasi dari angka oktan atau research octane number (RON) 90 menjadi 92 dengan jenama Pertamax Green 92. Bahan bakar tersebut, kata Nicke, merupakan bauran antara Pertalite dengan bahan bakar berbasis nabati (BBN) berbasis etanol 7% atau E7.

Namun, spekulasi 'penghapusan' Pertalite pada 2024 itu sudah berulang kali dibantah Pertamina maupun pemerintah. Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menjelaskan sebenarnya perusahaan migas milik negara itu mengusulkan skema agar penggunaan bensin dapat lebih efisien dan ramah lingkungan, salah satunya dengan mengkaji produksi Pertamax Green 92.

Kendati demikian, pemerintah baru-baru ini kembali mengonfirmasi tengah menyiapkan bahan baku untuk bahan bakar bioetanol, yang kelak bisa jadi digunakan untuk pengganti Pertalite/Pertamax.

Rencana tersebut diimplementasikan melalui pembentukan Satuan Tugas (Satgas) Percepatan Swasembada Gula dan Bioetanol di Kabupaten Merauke, Provinsi Papua Selatan.

Deputi Bidang Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal Kementerian Investasi/BKPM Yuliot mengungkapkan pemerintah saat ini tengah melakukan persiapan lapangan, sehingga target produksi bahan baku tebu untuk bahan bakar berbasis bioetanol pengganti Pertalite atau Pertamax bisa tercapai pada 2027.  

“Penyediaan bioetanol yang berasal dari fermentasi tetes [tebu/molasses] digunakan untuk pengganti Pertamax atau Pertalite. [Bioetanol pengganti Pertalite atau Pertamax bisa digunakan] sesuai dengan rencana produksi di Merauke pada 2027,” ujar Yuliot kepada Bloomberg Technoz, Kamis (25/4/2024).

-- Dengan asistensi Pramesti Regita Cindy

(dov/wdh)

No more pages