Logo Bloomberg Technoz

IHSG menjadi banyak dari Bursa Asia yang tertekan dan menetap di zona merah, KOSPI (Korea Selatan), Hang Seng (Hong Kong), NIKKEI 225 (Tokyo), Ho Chi Minh Stock Index (Vietnam), TW Weighted Index (Taiwan), PSEI (Filipina), TOPIX (Jepang), SETI (Thailand), Shenzhen Comp. (China), CSI300 (China), Shanghai Composite (China), dan Straits Time (Singapura), yang terpangkas masing-masing 1,34%, 1,33%, 1,24%, 1,21%, 0,99%, 0,86%, 0,45%, 0,42%, 0,41%, 0,36%, 0,35%, dan 0,25%.

Dengan demikian, IHSG adalah indeks dengan pelemahan terdalam ketiga di Asia, ada di antara deretan indeks Korea Selatan, dan Hong Kong.

Salah satu sentimen yang mewarnai tekanan laju pasar saham lantaran kenaikan imbal hasil US Treasury, surat utang Pemerintah Amerika Serikat tadi malam, melonjak melesat indikasi kejatuhan harga dengan yield UST-10Y menguat ke 4,614% dan tenor 2Y saat ini 4,975% semakin mendekati 5% lagi. Yield US Treasury di semua kurva mencatat kenaikan.

Kejatuhan harga Treasury, dipicu oleh sinyal yang keluar dari hasil lelang US Treasury oleh Kementerian Keuangan AS di mana UST-5Y dimenangkan sebanyak US$70 miliar pada yield 4,553%, di atas yield pra–lelang di 4,540%. Lonjakan imbal hasil Treasury berlanjut pasca penjualan obligasi AS tenor 7Y mencatat permintaan yang lemah.

Sinyal dari AS itu akan membebani aset-aset Emerging Market termasuk pasar keuangan Indonesia karena yield US-T yang kian tinggi mempersempit selisih dengan imbal hasil Surat Utang Negara. Saat ini, imbal hasil investasi AS dengan Indonesia hanya berjarak 233 bps, di kala suku bunga acuan Bank Sentral AS (Federal Reserve/The Fed) sepertinya belum akan turun dalam waktu dekat.

(fad/wep)

No more pages