Kemenkeu dan PwC tidak segera menanggapi permintaan komentar dari Bloomberg.
PwC telah menjadi sorotan setelah China meluncurkan salah satu investigasi penipuan keuangan terbesar dalam sejarah yang melibatkan pengembang Evergrande. Pihak berwenang awal tahun ini menjatuhkan denda 4,18 miliar yuan (sekitar Rp6,5 triliun) kepada perusahaan real estat yang pernah menjadi raksasa tersebut dan mengatakan bahwa unit utama perusahaan, Hengda, melebih-lebihkan pendapatannya sebesar 564 miliar yuan (sekitar Rp7,5 triliun) dalam dua tahun hingga 2020.
Pada Mei saja, PwC kehilangan beberapa klien di China, menambah daftar lebih dari selusin perusahaan yang telah berhenti mengaudit di negara tersebut dalam dua tahun terakhir. China Taiping Insurance Holdings Co, China Merchants Bank Co, dan People's Insurance Company (Group) of China Ltd adalah beberapa di antaranya.
Hukuman ini dijatuhkan karena Presiden Xi Jinping telah meningkatkan fokusnya dalam menangani risiko keuangan dan kejahatan untuk menstabilkan ekonomi terbesar kedua di dunia. Pada pertemuan Politbiro Senin, Xi menginstruksikan regulator keuangan dan pemerintah daerah untuk menerapkan peraturan baru dan memastikan pengawasan keuangan memiliki "gigi".
PricewaterhouseCoopers Zhong Tian LLP, sebuah firma yang terdaftar di Shanghai dan merupakan bagian dari jaringan global PwC, adalah auditor Hengda selama periode yang dimaksud. Firma ini menjadi auditor Evergrande selama lebih dari satu dekade hingga akhirnya mengundurkan diri pada Januari 2023 karena ketidaksepakatan terkait audit.
Di antara firma-firma akuntansi Big Four, PwC adalah salah satu yang paling sering digunakan oleh perusahaan-perusahaan real estat China yang terdaftar di Hong Kong, menurut data yang dikumpulkan oleh Bloomberg. PwC telah mengaudit pembukuan beberapa pengembang terbesar di negara ini, termasuk Country Garden Holdings Co dan Sunac China Holdings Ltd sebelum mereka gagal membayar utang.
Kantor cabang PwC di China daratan, dengan lebih dari 1.600 akuntan bersertifikat, melaporkan pendapatan sebesar 7,9 miliar yuan (US$1,1 miliar) pada tahun 2022, menjadikannya sebagai kantor akuntan publik dengan pendapatan tertinggi di antara lebih dari 9.000 pesaing lokal, menurut data resmi. Namun, itu hanya sebagian kecil dari pendapatan globalnya yang mencapai 50,3 miliar yuan (sekitar Rp1,3 triliun) sepanjang tahun.
PwC telah mengalami masalah di yurisdiksi lain. Di Hong Kong, Dewan Pelaporan Keuangan kota tersebut mengatakan pada tahun 2022 bahwa mereka sedang menyelidiki laporan keuangan Evergrande untuk tahun 2020 dan memperluas investigasi atas audit yang dilakukan oleh PwC.
Perusahaan ini sebelumnya berjanji untuk meningkatkan kontrol tata kelola di Australia karena adanya pertanyaan tentang konflik kepentingan yang serius dalam membocorkan rencana pajak pemerintah kepada kliennya. Jaringannya di Inggris juga didenda sebesar 5,6 juta poundsterling karena gagal mengaudit Babcock International Group Plc.
(bbn)