Logo Bloomberg Technoz

“Betul [Indonesia harus mengamankan pasokan] dan mengembangkan smelter untuk mendapatkan nilai tambah dari tambang ini,” ujar Iwa.

Menyitir laporan bertajuk Cobalt Market Report 2023 oleh Cobalt Institute, Indonesia dinilai mampu memperkuat perannya sebagai produsen kobalt terbesar kedua di dunia setelah Republik Demokratik Kongo.

Pasokan kobalt yang ditambang di Indonesia berkontribusi sebesar 7% di dunia, di mana Kongo berkontribusi hingga 76% pada 2023.

Sementara itu, 17% sisanya merupakan pasokan dari seluruh dunia, termasuk Australia (2,2%), Filipina (1,6%), Kuba (1,9%) –yang tergolong sebagai negara penghasil kobalt terbesar berikutnya setelah Kongo dan Indonesia. 

Permintaan kobalt dari China./dok. Bloomberg

Kendati demikian, Iwa tidak bisa memproyeksikan kenaikan harga kobalt akibat strategi jorjoran pembelian oleh China.

“Sebab hal itu tergantung juga konsumsi dunia akan kobalt dan juga strategi masing-masing negara. Harga murah adalah momentum China untuk menguasai tambang ini dan sekaligus mencoba mengatur harganya serta menarik keuntungan sebesar-besarnya dari fluktuasi harga.”

Badan Pangan dan Cadangan Strategis Nasional China – yang mengawasi stok komoditas resmi negara tersebut – belum lama ini menyatakan sedang bersiap untuk membeli sekitar 15.000 ton kobalt olahan, menurut sumber Bloomberg.

Pembelian dapat dimulai pada bulan depan dan harga tender diperkirakan antara 200.000 yuan dan 220.000 yuan per ton, kata sumber tersebut. Itu setara dengan sekitar US$12,5 hingga US$13,8 per pon.

Administrasi Pangan dan Cadangan Strategis Nasional China tidak menanggapi permintaan komentar dari Bloomberg melalui faksimile. Rencana pembelian dilaporkan sebelumnya oleh Reuters.

Harga kobalt yang digunakan dalam segala hal mulai dari baterai kendaraan listrik hingga paduan logam dirgantara itu telah merosot ke posisi terendah dalam 5 tahun terakhir di tengah booming produksi di Republik Demokratik Kongo dan Indonesia, yang merupakan produk sampingan dari pertambangan tembaga atau nikel.

Adapun, China menyumbang sekitar empat per lima smelter logam global.

Badan cadangan milik negara China – yang sebelumnya dikenal sebagai Biro Cadangan Negara (State Reserve Bureau) – mengelola inventaris segala sesuatu mulai dari minyak mentah hingga daging babi dan tembaga, dan pembelian komoditas dapat berdampak signifikan terhadap harga.

Mereka membeli total 8.700 ton kobalt tahun lalu, menurut perkiraan dari rumah dagang spesialis Darton Commodities.

(dov/wdh)

No more pages