"Diputuskan dalam sidang kabinet paripurna tidak ada kenaikan [tarif] listrik, tidak ada kenaikan [harga] BBM sampai Juni [2024], baik itu yang subsidi maupun nonsubsidi," ujar Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto saat itu.
Akibat keputusan itu, pemerintah pun telah berencana menyiapkan anggaran untuk Pertamina dan PLN sebagai bantalan, guna memastikan tidak ada kenaikan harga tersebut. Adapun, BBM nonsubsidi milik Pertamina tidak mengalami perubahan harga imbas kebijakan tersebut.
Berdasarkan laman resmi Pertamina, harga Pertamax masih bertengger pada level Rp12.950 per liter di kawasan Pulau Jawa. Kemudian untuk Pertamax Green 95 Rp13.900 per liter, Pertamax Turbo Rp14.400 per liter, Dexlite Rp14.550 per liter, dan Pertamina Dex Rp15.100 per liter.
Sebelumnya, PT Pertamina Patra Niaga sempat buka suara soal permintaan pemerintah agar perseroan tidak menaikkan harga BBM, baik jenis subsidi maupun nonsubsidi, hingga Juni tahun ini.
Dengan adanya keputusan itu, Pertamina pun terpantau telah menahan harga seluruh jenis BBM-nya sejak Februari dan Maret, berbanding terbalik dengan operator stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) lain yang kompak menaikkan harga.
VP Corporate Communication Pertamina Patra Niaga Irto Ginting, saat dihubungi awal Maret, menyebut perseroan terus memantau tren pergerakan harga minyak global, berikut dengan nilai kurs rupiah, yang sangat berpengaruh terhadap perubahan harga BBM ke depan.
"Bila tidak adanya penyesuaian harga BBM nonsubsidi, sementara MOPS [Mean of Platss Singapore] dan kurs naik, tentunya akan mengkoreksi potensi revenue [Pertamina]," ujar dia.
(dov/wdh)