Adapun, anggaran manajemen konstruksi (MK) sudah tersedia, tetapi anggaran engineering procurement construction (EPC) masih diblokir dan tengah dilakukan proses buka blokir, yang mana telah dilaksanakan penelaahan dengan Direktorat Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan pada 19 April 2024.
Sementara terkait persetujuan multiyear, Dadan mengatakan, telah terbit surat dari Menteri Keuangan perihal Persetujuan Kontrak Tahun Jamak Konsultan MK Cisem II pada 28 Maret 2024.
“Permohonan persetujuan multiyears untuk EPC Cisem akan diajukan dalam 3 tahun anggaran setelah proses buka blokir selesai, jadi kami sedang menyelesaikan proses buka blokir dan juga untuk persetujuan multiyearsnya,” ujarnya
Terakhir, untuk sistem pengadaan, konsultan MK telah berkontrak sejak 2 April 2024.
“Paket tender EPC dan pengadaan material pipa transmisi dilakukan dalam satu kesatuan tender dan tender EPC sudah tayang lelang sejak April 2024 dan sudah dilaksanakan penjelasan lapangan dengan target berkontrak pada Juli 2024,” ujar Dadan.
Sebelumnya, Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Migas) Tutuka Ariadji mengatakan pembangunan pipa CISEM Tahap II ruas Batang sampai Kandang Haur Timur dilakukan untuk menyambung pipa eksisting dari lokasi tersebut sampai ke Lampung dan seterusnya.
Tutuka mengatakan, potensi demand pipa CISEM tahap II ini, antara lain industri di Cirebon, Tegal, Pekalongan, Brebes dan Pemalang dengan volume sekitar 5,8-12 MMSCFD. Selain itu, konsumen komersial seperti hotel dan restoran. Juga, jaringan gas rumah tangga, kilang minyak Balongan dengan volume 24 MMSCFD dan berpotensi meningkat hingga 42 MMCSFD. Demand lainnya adalah pembangkit tenaga listrik dengan volume 189-199 MMCSFD.
Kemudian, lanjut Tutuka, setelah pembangunan pipa CISEM Tahap I dan II selesai, Pemerintah berencana untuk membangun ruas transmisi Dumai-Sei Mangke sepanjang 400 km. Tahap feasibility study direncanakan berlangsung tahun ini.
"Nanti jika ruas Dumai–Sei Mangke selesai, maka akan terhubung pipa dari Arun hingga ke Jawa Timur," ungkap Tutuka.
Dengan pipa yang terintegrasi tersebut, memungkinkan gas dari WK Andaman sekitar 5 sampai 10 tahun lagi bisa dialirkan ke selatan hingga Pulau Jawa. Gas dari Agung I dan II bisa dialirkan ke Jawa Timur dan sebagian ke Jawa Barat.
(dov/spt)