Dalam temuannya, TSIB mengatakan pesawat itu "kemungkinan terbang di atas area dengan aktivitas konvektif yang sedang berkembang" ketika mengalami turbulensi parah. Aktivitas konvektif didefinisikan sebagai peristiwa di mana udara panas naik dan udara dingin turun karena perbedaan suhu.
Pesawat jet tersebut, yang sedang melaju di ketinggian 37.000 kaki, tiba-tiba naik ke ketinggian 37.362 kaki secara tidak terkendali. Pilot mencoba mengembalikan pesawat ke ketinggian sebelumnya ketika pesawat tersebut turun 178 kaki.
"Rangkaian peristiwa ini kemungkinan besar menyebabkan cedera pada awak pesawat dan penumpang," kata laporan tersebut, berdasarkan analisis data penerbangan dan perekam suara kokpit.
Singapore Airlines mengatakan mereka sepenuhnya bekerja sama dalam penyelidikan, dan akan terus mendukung penumpang dan awak pesawat, termasuk menanggung biaya medis dan rumah sakit, serta bantuan lain yang mereka butuhkan.
(bbn)