Logo Bloomberg Technoz

Meski Ada Ramadan, Inflasi Maret Diramal Masih Aman

Hidayat Setiaji
31 March 2023 10:59

Pembeli daging sapi menunggu pembeli di Pasar Kebayoran Lama, Jakarta, Senin (27/3/2023). (Bloomberg Technoz/ Andrean Kristianto)
Pembeli daging sapi menunggu pembeli di Pasar Kebayoran Lama, Jakarta, Senin (27/3/2023). (Bloomberg Technoz/ Andrean Kristianto)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Ramadan diperkirakan mengangkat inflasi Indonesia secara bulanan. Namun secara tahunan, laju inflasi diperkirakan melambat, demikian pula inflasi inti. Ini akan membuat Bank Indonesia (BI) nyaman dan sepertinya belum perlu menaikkan suku bunga acuan.

Badan Pusat Statistik (BPS) akan merilis data inflasi Maret 2023 pada 3 April 2023. Konsensus pasar yang dihimpun Bloomberg memperkirakan inflasi bulanan (month-to-month/mtm) sebesar 0,26%. Naik dibandingkan Februari 2023 yang 0,16%.

Tahun ini, Ramadan jatuh pada Maret. Biasanya Ramadan membuat harga-harga kebutuhan pokok naik akibat tingginya permintaan.

"Secara historis, inflasi bulanan naik 0,5-0,7% saat Ramadan. Harga pangan berkontribusi 0,4-0,5 poin persentase, dan transportasi menyumbang 0,2-0,3 poin persentase," sebut Faisal Rachman, Ekonom Bank Mandiri, dalam risetnya.

Berdasarkan data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS), ada sejumlah komoditas pangan yang mengalami kenaikan harga. Harga rata-rata nasional beras kualitas medium I (yang paling banyak dikonsumsi rakyat Indonesia) di pasar tradisional pada 30 Maret 2023 adalah Rp 13.450/kg. Naik 1,89% dibandingkan posisi sebulan sebelumnya.