Logo Bloomberg Technoz

Dilansir dari website Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika, burung yang terinfeksi menyebarkan virus influenza burung melalui air liur, lendir, dan feses mereka. 

Hewan lain yang terinfeksi dengan virus influenza burung mungkin memiliki virus yang terdapat pada sekresi pernapasan, organ yang berbeda, darah, atau cairan tubuh lainnya, termasuk susu hewan. 

Infeksi manusia dengan virus influenza burung dapat terjadi ketika virus masuk ke mata, hidung, atau mulut seseorang, atau terhirup. Ini dapat terjadi ketika virus berada di udara (dalam tetesan, partikel aerosol kecil, atau mungkin debu) dan menempel pada selaput lendir mata atau seseorang menghirupnya, atau mungkin ketika seseorang menyentuh sesuatu yang terkontaminasi oleh virus dan kemudian menyentuh mulut, mata, atau hidung mereka.

Formulir permintaan tes flu burung diletakkan di atas meja di laboratorium diagnostik analitik real-time di Ames, Iowa, AS. (Daniel Acker/Bloomberg)

Dampak bagi manusia

Flu burung jarang berpindah dari orang ke orang, sehingga bahaya bagi masyarakat dianggap rendah. Namun, dalam kasus yang parah, ini dapat menyebabkan pneumonia fulminan, menyebabkan gagal napas, sindrom gangguan pernapasan akut, syok septik, dan kematian. 

Sejak awal 2020 hingga 26 Februari, 26 kasus flu burung H5N1 yang dikonfirmasi telah dilaporkan ke Organisasi Kesehatan Dunia, yang mengakibatkan tujuh kematian. Hanya satu orang lain di AS yang pernah terinfeksi flu burung - seorang pria di Colorado yang terpapar pada 2022 saat memusnahkan unggas yang sakit.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) mengatakan siapapun dengan dugaan atau infeksi yang dikonfirmasi harus segera diobati dengan salah satu obat flu yang dikenal sebagai penghambat neuraminidase, seperti Tamiflu dari Roche Holding AG. 

Menurut panduan badan tersebut, pasien harus diobati terlepas dari tingkat keparahan penyakit atau berapa lama sejak gejala dimulai. Dimulainya pengobatan tidak perlu menunggu konfirmasi adanya infeksi.

Kasus di Indonesia

Menurut Kementerian Kesehatan kasus flu burung di Indonesia masih belum ada peningkatan kasus. Kasus flu burung yang menginfeksi manusia terakhir kali terjadi beberapa tahun lalu.

“Terakhir terjadi kasus pada manusia 2017. Untuk apakah ada larangan pengiriman impor daging unggas atau daging lainnya soal hewan di Kementan ya,” ujar Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik, dr Siti Nadia Tarmizi kepada Bloomberg Technoz, Selasa (28/5/2024).

(spt)

No more pages