Logo Bloomberg Technoz

KSPI Beber Sebab Tapera Bebani Buruh: Inflasi, Daya Beli, Korupsi

Pramesti Regita Cindy
29 May 2024 14:30

Demo buruh memperingati Hari Buruh Internasional (May Day) di kawasan Patung Kuda, Jakarta, Rabu (1/5/2024). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)
Demo buruh memperingati Hari Buruh Internasional (May Day) di kawasan Patung Kuda, Jakarta, Rabu (1/5/2024). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Bloomberg Technoz, Jakarta Partai Buruh dan Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) menilai program Tabungan Perumahan Rakyat (Tapera) yang dijalankan oleh pemerintah justru kontraproduktif jika diterapkan saat ini kepada buruh. Terlebih, dengan adanya wajib iur kepada seluruh pekerja di Tanah Air.

"Kondisi saat ini tidaklah tepat program Tapera dijalankan oleh pemerintah dengan memotong upah buruh dan peserta Tapera, karena membebani buruh dan rakyat," kata Said Iqbal dalam keterangan tertulisnya, Rabu (29/5/2024).

Meski pada dasarnya mendukung tujuan Tapera untuk mempermudah kelas pekerja membeli hunian, Said menjabarkan beberapa poin alasan utama mengapa Tapera belum layak untuk dijalankan dalam waktu dekat. 

Ilustrasi perumahan. (Envato/ biletskiy)

Inflasi Harga Rumah

Pertama, menurut Said, tidak ada kejelasan berupa kepastian apakah buruh dan peserta Tapera akan otomatis mendapatkan rumah setelah mendapatkan rumah setelah bergabung dalam program tersebut.