Dadan mengakui bahwa target dan realisasi PNBP SDA migas sempat mengalami tren penurunan pada 2022 hingga 2024. Pada 2022, realisasi PNBP SDA migas mencapai Rp148,7 triliun. Angka itu turun 21,33% menjadi Rp116,98 triliun pada 2023.
Sementara itu, target 2024 juga mengalami penurunan dibandingkan dengan realisasi 2023, yakni turun 5,84% menjadi Rp110,15. Adapun, realisasi PNBP sampai 20 Mei 2024 adalah sebesar Rp36,81 triliun atau 33,42% dari target 2024.
Direktur Jenderal Migas Kementerian ESDM yang sebelumnya, Tutuka Ariadji, mengatakan penurunan PNBP SDA migas 2023 disebabkan anjloknya harga ICP sepanjang 2023.
"PNBP itu karena ini mengikuti ICP jadi kita bentuknya seperti ini, perlu kita perhatikan juga memang pada 2023 itu menurun dari 2022 mengikuti ICP," ujar Tutuka dalam konferensi pers capaian kinerja sektor migas, Selasa (16/1/2024).
Tutuka mengatakan, sepanjang 2023, rerata harga ICP berada di US$78,43/barel. Angka itu lebih rendah dari rerata harga ICP pada 2022 lalu yang berada di US$97,03/barel.
"Jadi PNBP mengikuti pola dari ICP dan kurang lebih itu menyatakan apa yang kita lakukan di sini konsisten dengan program. Sehingga dampaknya hanya terkena dari ICP."
(dov/wdh)