Logo Bloomberg Technoz

Investor Lepas Surat Utang dan Saham, Rupiah Makin Tak Berdaya

Tim Riset Bloomberg Technoz
29 May 2024 11:48

Ilustrasi pasar obligasi (Sumber: Bloomberg)
Ilustrasi pasar obligasi (Sumber: Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Rupiah semakin tenggelam mendekati Rp16.200/US$ tertekan sentimen global yang memburuk dan kekhawatiran akan lonjakan defisit fiskal APBN akibat tensi geopolitik yang mengerek lonjakan harga minyak dunia.

Para investor melepas surat utang hingga imbal hasil Surat Berharga Negara (SBN) naik lagi di hampir semua tenor sampai siang hari ini, ditambah anjloknya harga saham dengan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tergerus lebih dari 1% jelang sesi pertama berakhir.

Pada pukul 10.01 WIB, rupiah semakin melemah menyentuh Rp16.163/US$ dan kini memperkecil pelemahan bergerak di Rp16.158/US$. Secara teknikal, rupiah memiliki level support terdekat di Rp16.180/US$ di mana bila itu tertembus, rupiah akan makin mendekati level psikologis di Rp16.200/US$.

Pelemahan rupiah terkepung sentimen global yang juga menjatuhkan nilai mata uang Asia lain. Namun, rupiah juga terbebani sentimen dalam negeri terutama datang dari kekhawatiran akan kenaikan ekspektasi inflasi seiring dengan sinyalemen kenaikan harga barang-barang yang diatur pemerintah (administered price).

Harga BBM subsidi maupun nonsubsidi dibayangi kenaikan setelah ditahan ketika pemilu dilangsungkan, begitu juga rencana kenaikan harga eceran tertinggi minyak goreng subsidi dan beras premium, ditambah usulan kenaikan batas atas harga tiket pesawat. Kesemua itu bisa mengerek inflasi tahun ini kembali melesat melampaui batas atas target Bank Indonesia dan dapat mendorong bank sentral mengerek lagi bunga acuan BI rate.