Logo Bloomberg Technoz

BEI sendiri masih menerapkan settlement T+2. Settlement ini juga belum terlalu lama diberlakukan, tepatnya pada 26 November 2018, setelah sebelumnya bursa menggunakan settlement T+3.

Untung Rugi Settlement T+1

Yang terang, settlement T+1 miliki keuntungan. Tentunya, sistem ini juga memberikan implikasinya tersendiri.

Komisi Sekuritas dan Bursa Amerika Serikat atau United States Securities and Exchange Commission (SEC) menjelaskan, jeda penyelesaian transaksi yang lebih singkat akan mengurangi jumlah saham odd. Sisa saham ini yang berisiko gagal serah terima sebelum transaksi rampung.

Itu bisa diartikan dengan persyaratan margin yang lebih rendah untuk para broker sekaligus meredam volatilitas transaksi. Terlebih, pada praktiknya, terutama di Wall Street, tingginya volatilitas saham kerap membuat para broker membatasi transaksi.

Ilustrasi perdagangan ETF Spot Bitcoin di bursa Wall Street. (Dok: Bloomberg)

Meski demikian, settlement T+1 juga memberikan tantangan yang tidak bisa dianggap enteng.

SEC Commissioner Mark Uyeda mengatakan, penyelesaian transaksi yang lebih singkat berarti semakin sedikit waktu bagi pelaku pasar untuk memperbaiki kesalahan dalam proses transaksi.

Settlement T+1 juga membuat para regulator memiliki waktu yang lebih terbatas untuk memblokir transaksi yang terindikasi sebagai pencucian uang.

“Transisi ke siklus penyelesaian yang lebih pendek dapat menyebabkan kegagalan penyelesaian dan tantangan bagi sebagian kecil pelaku pasar untuk jangka pendek,” kata Ketua SEC Gary Gensler dalam pernyataan tertulis seminggu sebelum peralihan settlement.

(ibn/dhf)

No more pages