Logo Bloomberg Technoz

Selain itu, perseroan juga melakukan upaya dalam penambahan cadangan, khususnya melalui upaya pengeboran sumur baru sebanyak 680 sumur. Saat ini, Pertamina sudah melakukan pengeboran, baik eksplorasi dan eksploitasi terhadap 3.329 sumur.

“Sehingga kita bisa pertahankan tambahan cadangan yang lebih besar dari minyak yang ditarik ke luar. Jadi cadangan yang di bawah tanah lebih besar tambahan dibandingkan dengan minyak yang diangkat keluar  yg kami sebut 3R, yakni reserves replacement ratio,” ujarnya.

Belum Cukup

Nicke mengamini upaya tersebut belum cukup untuk mencapai target lifting 1 juta bph. Dengan demikian, perseroan juga berupaya untuk menemukan temuan baru (new discovery) hingga lapangan migas jumbo (big fish).

Walaupun perseroan sudah melakukan pengeboran 680 sumur baru, Nicke melanjutkan, sumur tersebut berasal dari blok yang sudah ada atau bukan dari penemuan baru.

Maka dari itu, Pertamina hingga akhir 2022 melakukan komitmen kerja pasti dengan melakukan survei seismik dua dimensi sepanjang 35 ribu persergi.

“[Dari survei seismik 2D] dilakukan pengecekan studi 22 cekungan. Produksi hari ini hanya dari 20 cekungan aja, jadi masih ada cekungan lain yang perlu kita eksplor,” ujarnya. 

Dari 22 cekungan tersebut, pemerintah memutuskan big fish yang bakal ditawarkan, yang saat ini tengah proses pencairan mitra.

“Dalam hal ini tidak otomatis Pertamina mendapatkan, kita harus melakukan bidding stage bersama mitra atau sendiri. Sedang proses, dari 7 ada onshore dan offshore, sebagian besar Indonesia bagian timur, cadangan gas lebih besar dibandingkan dengan minyak," paparnya.

Namun, Nicke mengatakan, hal tersebut tentu memerlukan waktu lama untuk meningkatkan produksi. Maka, strategi kedua yang dilakukan Pertamina adalah melakukan akuisisi blok produksi di luar negeri yang kemudian menjadi tambahan cadangan produksi ketahanan nasional.

“Untuk itu dalam Rencana Jangka Panjang Perusahaan [RJPP] lebih 60% capital expenditure dialokasikan untuk hulu migas. Kami melakukan upaya ekstra untuk menjaga ketahanan energi nasional dari hulu, alokasi 64% dalam RJPP 5—10 tahun ke depan,” imbuhnya.

PT Pertamina Hulu Energi (PHE) menargetkan produksi siap jual atau lifting migas pada level 427.000 barel per hari (bph).  Level ini meningkat 2% dibandingkan dengan target tahun fiskal atau fiscal year (FY) 2024 yang berada pada level 420.000 bph.

Forecast pada 2024 420.000 bph dan target pada 2025 adalah 427.000 bph, jadi punya tren positif dibandingkan dengan tahun sebelumnya,” ujar Direktur Utama PHE Chalid Said Salim dalam agenda rapat dengar pendapat dengan Komisi VII DPR RI, Selasa (28/5/2024).

(dov/wdh)

No more pages