Logo Bloomberg Technoz

Josh Wingrove - Bloomberg News

Bloomberg, Gedung Putih mengatakan serangan Israel ke kamp pengungsi di Rafah yang menewaskan puluhan warga memang mematikan, tetapi tidak akan membuat Presiden Joe Biden membekukan pengiriman senjata tambahan ke Israel.

"Terkait serangan hari Minggu, tidak ada perubahan kebijakan yang harus diumumkan," kata juru bicara Dewan Keamanan Nasional John Kirby kepada wartawan. 

Kirby mengatakan Pemerintah AS akan terus memantau penyelidikan terhadap serangan itu dan berharap Israel mendapat pembelajaran dari aksi serangan udara mereka.

Namun, Kirby mengatakan pengeboman--yang digambarkan oleh Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu sebagai "kesalahan tragis"--tidak diikuti dengan operasi militer besar-besaran yang ditentang pemerintahnya dan akan menimbulkan konsekuensi bagi Israel.

"Kami tidak mendukung, kami tidak akan mendukung, operasi darat besar-besaran di Rafah,  dan kami selalu konsisten dengan ini," kata Kirby. 

"Dan presiden mengatakan, jika hal itu terjadi, dia bisa mengambil keputusan berbeda terkait dukungan. Kami tidak melihat hal itu saat ini," tambah Kirby. 

Kementerian Kesehatan Hamas di Gaza mengatakan 45 orang, termasuk anak-anak, tewas dan 249 orang luka-luka akibat serangan itu. Para pemimpin dunia pun mengecam Israel. 

Presiden Perancis Emmanuel Macron dan Kanselir Jerman Olah Scholz mendesak agar ada gencatan senjata di Rafah sesegera mungkin. 

Pengeboman Rafah ini dilakukan Israel hanya beberapa hari setelah Pengadilan Kriminal Internasional meminta militer Israel menghentikan serangan ke wilayah itu. 

Biden meminta Israel menahan diri untuk tidak melakukan operasi militer besar-besaran di Rafah karena jumlah warga sipil di sana terlalu banyak untuk menghindari korban tak bersalah. 

Namun, Biden sebelumnya mengatakan tidak mempermasalahkan serangan udara terbatas ke wilayah itu dan para pejabat AS mengatakan lega dengan upaya Israel memperbaiki rencana perang mereka agar tidak ada dampaknya pada warga sipil. 

Para pejabat Israel mengatakan militer mempergunakan senjata terarah dalam operasi yang menyasar para pemimpin senior Hamas. 

Gedung Putih mencatat bahwa klaim Israel mempergunakan bom yang lebih kecil adalah "indikasi satu upaya serangan yang berbeda, bertarget dan tepat" sementara Kirby membela keputusan untuk tidak menerapkan pembatasan senjata baru pada Israel. 

"Kami tidak melihat mereka menghancurkan Rafah," kata Kirby. "Kami tidak melihat mereka masuk dengan unit dan jumlah tentara yang besar seperti layaknya manuver terkoordinasi yang menyasar sejumlah target di darat," katanya.

(bbn)

No more pages