“Mungkin mereka sebagian take profit [ambil keuntungan] karena valasnya tinggi dijual pindah ke rupiah atau mungkin butuh dana tambahan,” tutur Purbaya.
Namun, lanjut Purbaya, kelompok tabungan valas yang diatas Rp5 miliar justru mengalami pertumbuhan positif sebesar 2,4% (yoy).
“Jadi mungkin sebagian dari mereka main valas take profit, valas nya lagi bagus dijual mungkin ya. Tapi trennya turun dalam beberapa bulan terakhir,” tegas Purbaya.
Sebelumnya, LPS telah memutuskan menahan tingkat bunga penjaminan untuk simpanan rupiah di bank umum pada level 4,25% pada Rapat Dewan Komisioner (RDK) bulan Mei 2024. Tingkat bunga penjaminan ini berlaku efektif pada 1 Juni sampai 30 September 2024.
Purbaya menyebutkan secara rinci, tingkat bunga penjaminan untuk simpanan rupiah bank umum tetap di level 4,25%, simpanan valas bank umum 2,25%, dan simpanan rupiah Bank Perekonomian Rakyat (BPR) 6,75%.
"Rapat Dewan Komisioner LPS menetapkan untuk mempertahankan tingkat bunga penjaminan rupiah maupun valas pada periode evaluasi reguler Januari 2024. Ini berlaku 1 Juni sampai 30 September 2024," ujar Purbaya.
Purbaya menjelaskan keputusan tersebut mempertimbangkan perkembangan suku bunga pasar, perkembangan ekonomi, kondisi likuiditas pasar, serta stabilitas sistem keuangan nasional.
(azr/lav)