Seperti yang diwartakan Bloomberg News, Indeks Conference Board meningkat menjadi 102 dari sebelumnya 97,5 pada April, menurut data yang dirilis pada Selasa. Angka tersebut mengalahkan semua perkiraan dalam survei ekonom Bloomberg. Jauh melampaui ekspektasi pasar yang semula memprediksi angka pesimistis.
Indeks kondisi pada Mei ini naik untuk pertama kalinya sejak Januari dan ukuran ekspektasi melonjak terbesar sejak bulan Juli.
Data itu menjadi hal yang agak mencemaskan dan seolah menguatkan dugaan bahwa ekonomi AS pada bulan ini kembali memperlihatkan tanda-tanda ketangguhan.
Ekonomi yang masih tangguh bisa makin meredam peluang The Fed melonggarkan moneter karena risau akan reinflasi. Ini yang membuat data hari Jumat nanti, ketika inflasi PCE dirilis akan menjadi sangat menentukan.
Konsumen tampak lebih khawatir terhadap inflasi, dengan rata-rata tingkat ekspektasi kenaikan ke level tertinggi tahun ini. Data yang dirilis akhir pekan ini diperkirakan menunjukkan ukuran inflasi pilihan The Fed sebagian besar bergerak sideways pada bulan lalu.
Para investor juga menyimak pernyataan dari Gubernur The Fed Bank of Minneapolis, Neel Kashkari, yang mengatakan bahwa sikap kebijakan Bank Sentral bersifat restriktif, namun para pejabat tidak sepenuhnya mengesampingkan kenaikan suku bunga.
"Saya ingin mendapatkan semua data yang bisa saya dapatkan sebelum pertemuan FOMC berikutnya sebelum saya mengambil kesimpulan," papar Kashkari.
"Namun saya dapat mengatakan ini, pasti tidak akan lebih dari dua kali pemangkasan,” tambahnya.
Para pembuat kebijakan The Fed secara luas diperkirakan akan mempertahankan suku bunga pada level tertinggi 23 tahun ketika mereka bertemu pada 11–12 Juni di Washington.
Kontrak swap saat ini menetapkan harga sekitar 30 basis poin penurunan suku bunga Federal Funds Rate untuk seluruh tahun 2024, yang setara dengan satu kali pemangkasan karena langkah The Fed secara historis adalah kenaikan 25 basis poin.
Tim Research Phillip Sekuritas memaparkan, inflasi di AS yang diukur menggunakan Personal Consumption Expenditure (PCE) Price Index diprediksi naik 0,2% mtm, dan ada kenaikan 2,8% yoy pada April, melambat dari laju kenaikan 0,3% mtm, dan melandai dari 2,7% pada bulan sebelumnya.
“Saat ini para pelaku pasar melihat 100% peluang pemangkasan suku bunga acuan oleh Bank Sentral AS (Federal Reserve) di bulan Desember, 80% peluang pemangkasan suku bunga di bulan November dan 60% peluang di bulan September,” mengutip riset harian Tim Research Phillip Sekuritas.
Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana memaparkan, IHSG menguat 1,08% ke 7.253 disertai dengan munculnya volume pembelian, namun penguatannya masih tertahan oleh MA-60.
“IHSG pun telah mengenai target dan saat ini, diperkirakan posisi IHSG sedang berada di awal wave (v) dari dari wave [c] pada skenario hitam. Hal tersebut berarti, selama IHSG masih mampu berada di atas 7.175 maka arah berikutnya akan menguji 7.347 hingga 7.392,” papar Herditya dalam risetnya pada Rabu (29/5/2024).
Bersamaan dengan risetnya, Herditya memberikan rekomendasi saham hari ini, INCO, MIDI, MYOR, dan PGAS.
Analis Phintraco Sekuritas juga memaparkan, kemarin, penguatan IHSG ke atas 7.250 (28/5) membuka peluang rebound lanjutan ke kisaran resistance 7.300 pada perdagangan Rabu (29/5). Terutama apabila selective buying pada sejumlah saham dengan rencana aksi korporasi masih berlanjut di Rabu (29/5).
“IHSG juga berpotensi ditopang oleh berlanjutnya penguatan sejumlah saham bank Big Cap. Kondisi yang menarik mengingat sektor ini dibayangi oleh kondisi sukubunga tinggi baik dari dalam maupun luar negeri,” tulisnya.
Melihat hal tersebut, Phintraco memberikan rangkuman rekomendasi saham hari ini meliputi BBTN, TINS, HRUM, MBMA, BRPT, dan ELSA.
(fad/wep)