Logo Bloomberg Technoz

Sentimen Global Memburuk, Rupiah Hari Ini Bisa Anjlok Makin Lemah

Tim Riset Bloomberg Technoz
29 May 2024 07:50

Karyawan merapihkan uang rupiah di salah satu bank di Jakarta, Selasa (16/1/2024). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)
Karyawan merapihkan uang rupiah di salah satu bank di Jakarta, Selasa (16/1/2024). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Rupiah kemungkinan akan bergerak semakin lemah hari ini, Rabu (29/5/2024), terseret sentimen negatif pasar global yang telah memicu aksi jual di pasar saham dan surat utang.

Semakin mendekati rilis data inflasi PCE (Personal Consumption Expenditure) Amerika jelang akhir pekan, investor akan cenderung bermain aman dan mengurangi posisi di aset-aset yang lebih berisiko di emerging market.

Tadi malam, imbal hasil Treasury, surat utang pemerintah Amerika Serikat (AS), melonjak naik indikasi kejatuhan harga di mana yield UST-10Y naik 8,5 bps ke 4,55% dan tenor 2Y saat ini semakin mendekati 5% lagi.

Kejatuhan harga Treasury, dipicu oleh sinyal yang keluar dari hasil lelang Treasury oleh Kementerian Keuangan AS di mana UST-5Y dimenangkan sebanyak US$70 miliar pada yield 4,553%, di atas yield pralelang di 4,540%.

Sinyal dari AS itu akan membebani aset-aset emerging market termasuk rupiah karena yield UST yang kian tinggi mempersempit selisih dengan imbal hasil Surat Utang Negara. Saat ini, imbal hasil investasi AS dengan Indonesia hanya berjarak 233 bps. Surat utang RI semakin tidak menarik.