Logo Bloomberg Technoz

Penguatan harga emas terjadi akibat pelemahan nilai tukar mata uang dolar Amerika Serikat (AS). Kedua aset ini memang saling bertolak belakang. Saat dolar AS terdepresiasi, biasanya harga emas akan naik.

Ini karena emas adalah aset yang dibanderol dalam dolar AS. Pelemahan dolar AS akan membuat emas menjadi lebih murah bagi investor yang memegang mata uang lain. Permintaan emas akan naik dan harga pun mengikuti.

“Dollar Index (yang mengukur posisi greenback di hadapan 6 mata uang utama dunia) melemah. Akibatnya, emas bisa bangkit dari koreksi,” kata Bart Melek, Head of Commodity Strategies di TD Securities, seperti dikutip dari Bloomberg News.

Dalam seminggu terakhir, Dollar Index melemah 0,2%. Selama sebulan terakhir, pelemahannya tercatat 1,54%.

Dollar Index (Sumber: Bloomberg)

Analisis Teknikal

Secara teknikal dengan perspektif harian (daily time frame), emas makin mantap di zona bullish. Terlihat dari Relative Strength Index (RSI) yang sebesar 62,89. RSI di atas 50 menandakan suatu aset sedang dalam posisi bullish.

Sementara indikator Stochastic RSI berada di 78,97. Berada di zona beli (long) tetapi sudah dekat dengan jenuh beli (overbought).

Oleh karena itu, investor tetap perlu waspada karena risiko koreksi harga emas masih terbuka. Target support terdekat ada di US$ 2.353/troy ons. Jika tertembus, maka US$ 2.349/troy ons bisa menjadi target selanjutnya.

Sedangkan target resisten terdekat adalah US$ 2.363troy ons. Penembusan di titik ini bisa membawa harga emas naik menuju US$ 2.381/troy ons.

(aji)

No more pages