Logo Bloomberg Technoz

Sri Mulyani Diminta Waspada Utang Negara Menumpuk di Akhir Tahun

Redaksi
29 May 2024 06:00

Ilustrasi utang Indonesia (Dennis A Pratama/Bloomberg Technoz)
Ilustrasi utang Indonesia (Dennis A Pratama/Bloomberg Technoz)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Ekonom mengimbau pemerintah untuk mewaspadai risiko pembiayaan melalui penerbitan surat berharga negara (SBN) jika berlangsung pada akhir periode atau 'backloading'. Pasalnya, hal itu menyiratkan tekanan fiskal akan lebih besar pada paruh kedua tahun ini. 

Sebelumnya, Menteri Keuangan mengumumkan surplus anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) membuat penarikan utang bisa dikurangi. Realisasi pembiayaan utang hingga akhir April tercatat Rp 119,1 triliun, atau turun 51,2% dibanding Januari-April 2023.

Ekonom Bahana Sekuritas Drewya Cinantyan Prasasya menyebutkan pembiayaan bersih pada April 2024 tercatat hanya mencapai 13,6% dari target utang pemerintah sepanjang 2024.

"Hal ini sebagian besar disebabkan oleh tingginya pembayaran bunga dan kebutuhan pembiayaan kembali," ujar Drewya dalam hasil riset yang diterbitkan Selasa (28/5/2024).

Maka itu, Drewya mewaspadai risiko penerbitan obligasi pemerintah yang menumpuk pada pengujung tahun, meskipun saat ini pemerintah masih mengalami surplus fiskal sebesar Rp75,7 triliun.