Proposal baru Israel secara efektif sama dengan gencatan senjata yang dicapai antara kedua belah pihak pada November tahun lalu. Israel menyetujui "gencatan senjata sementara" selama Hamas membebaskan para sandera. Semakin banyak sandera yang dibebaskan Hamas, semakin lama gencatan senjata akan berlangsung.
Dalam sebuah pernyataan yang dirilis tadi malam, kantor Netanyahu menjelaskan posisi negosiasi Israel.
"Sementara Perdana Menteri Netanyahu berulang kali memberikan mandat yang luas kepada tim negosiator untuk membebaskan para sandera kami, [pemimpin Hamas Yahya] Sinwar terus menuntut diakhirinya perang, penarikan [pasukan Israel] dari Gaza, dan mempertahankan Hamas sebagaimana adanya, agar dapat mengulangi kekejaman 7 Oktober lagi dan lagi. Ini adalah sesuatu yang ditolak dengan tegas oleh Perdana Menteri Netanyahu," kata pernyataan itu.
Hamas percaya bahwa Israel tidak serius untuk memulai kembali perundingan dan mengatakan bahwa Israel hanya membayar basa-basi atas upaya para mediator untuk mengakhiri perang.
"Kami tidak yakin musuh serius dengan keputusannya terkait negosiasi Gaza untuk gencatan senjata," ujar pejabat senior Hamas, Bassem Naim, kepada media berbahasa Arab, Al-Araby Al-Jadeed.
"Keputusan yang dikeluarkan oleh kabinet perang Israel untuk memberikan mandat kepada tim negosiasi tidak lain adalah manuver baru untuk menyelesaikan perang dan memperluas operasi darat," tambahnya.
Penolakan pemerintah Netanyahu untuk mengakhiri perang dan kurangnya keseriusan dalam mencapai kesepakatan pembebasan sandera yang realistis telah menyebabkan meningkatnya reaksi internal.
Pada Sabtu dan Minggu, para pengunjuk rasa Israel, yang menuntut diakhirinya perang, pengunduran diri Netanyahu dan kembalinya para sandera, bentrok dengan polisi di Tel Aviv.
Perang Israel di Gaza telah menewaskan hampir 36.000 warga Palestina, yang sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak. Sebagian besar daerah kantong tersebut tidak dapat dihuni, yang menyebabkan krisis kemanusiaan yang belum pernah terjadi sebelumnya, termasuk kelaparan.
(red/ros)