Logo Bloomberg Technoz

“Ada juga daerah-daerah yang banyak kambing, kambing etawa dan sebagainya bisa dapat susu kambing,” katanya.

Selain itu, ia juga mengatakan terdapat opsi memberikan telur sebagai pengganti susu pada daerah-daerah yang sulit mendapatkan susu sapi.

Prabowo menyebut, berdasarkan informasi yang didapatkannya dari beberapa pakar ternyata telur memiliki protein dan mineral serupa dengan yang terkandung dalam susu sapi.

“Zat-zat yang ada di telur itu lebih baik daripada susu, para pakar cerita pada saya. Dan telur kita jatuhnya lebih murah,” ungkapnya.

Bahkan Prabowo tak menampik bahwa penerapan susu gratis di seluruh Indonesia akan memakan anggaran yang cukup besar. Oleh karena itu, Prabowo mempertimbangkan untuk mengganti pemberian susu pada beberapa daerah dengan pangan lainnya.

“Kalau kami hitung nanti bahwa di suatu daerah susu terlalu mahal karena mungkin sapinya kurang ongkos angkutnya ini nanti kami konsentrasi pada telur, kepada ikan, dan sebagainya,” ucap Prabowo.

Dengan begitu, Prabowo menegaskan akan menyesuaikan program susu gratis dengan potensi pangan yang dimiliki dan kondisi masing-masing daerah.

“Jadi kami harus menyesuaikan rencana kami dengan tipologi dan kondisi daerah yang berbeda-beda, kami jangan satu pola untuk disamaratakan seluruh Indonesia. Ada daerah pesisir, ada pulau, jadi kita harus fleksibel yang penting anak-anak dapat makan bergizi,” pungkas Prabowo.

Untuk diketahui, Prabowo mengatakan nama program makan siang gratis seharusnya berubah menjadi 'Makan bergizi gratis untuk anak-anak'.

"Saya ingin sedikit koreksi, ya. Setelah kita pelajari, ternyata istilah tepat itu adalah 'Makan bergizi gratis untuk anak-anak'," ujar Prabowo.

Dia mengatakan, jika waktu belajar anak Sekolah Dasar (SD) dilaksanakan pagi hari, maka akan menunggu waktu lama untuk mendapatkan makan siang. Padahal, waktu belajar SD di Indonesia, kata dia, mayoritas banyak yang masuk sejak pagi.

"Mungkin dulu mudahnya [kita sebut] makan siang, tapi ternyata [mayoritas anak sekolah] kita masuknya pagi, jam 12 tidak tahu jam 1 sudah pulang, [makan siang] itu terlambat," tuturnya.

Meski begitu, dia menggarisbawahi jika program andalan tersebut nantinya tetap fokus pada pemberian makanan yang bergizi. Pasalnya, program tersebut dinilainya akan sangat menentukan masa depan bangsa Indonesia.

(azr/lav)

No more pages