Jadi, sepertinya faktor technical rebound cukup dominan dalam mengatrol harga emas. Malum, harga emas kini sudah lebih terjangkau sehingga kembali menarik minat investor.
“KIta juga melihat investor masih belum pasti soal kapan The Fed (Federal Reserve, Bank Sentral Amerika Serikat/AS) menurunkan suku bunga. Jika suku bunga acuan sudah betul-betul turun, maka pelaku pasar akan kembali meningkatkan pembelian,” kata Michael Widmer, Kepala Riset Metal Bank of America, seperti dikabarkan Bloomberg News.
Berdasarkan notula rapat (minutes of meeting) teranyar, para pejabat The Fed masih memandang bahwa perlu waktu lebih lama dari perkiraan sebelumnya untuk mengarahkan inflasi ke target 2%. Investor pun mulai ragu bahwa The Fed bisa menurunkan suku bunga acuan lebih dari sekali tahun ini.
Emas adalah aset tanpa imbal hasil (non-yielding asset). Memegang emas menjadi kurang menguntungkan dalam iklim suku bunga tinggi.
Namun harga emas masih membukukan kenaikan mencapai 13% tahun ini. Peningkatan tensi geopolitik dan aksi borong China mampu mengerek harga komoditas tersebut.
(aji)