Dengan pembatalan UKT tahun ajaran ini oleh pemerintah, maka diasumsikan UKT di UGM 2024 masih mengacu pada tarif 2023. Mengesampingkan UKT subsidi penuh, pada tahun lalu, biaya kuliah di UGM termurah adalah sebesar Rp1,9 juta per semester untuk program studi sarjana bidang ilmu sosial dan humaniora. Sementara yang termahal adalah jurusan Kedokteran dengan UKT per semester mencapai Rp24,7 juta.
Bagi mahasiswa yang tidak memenuhi kualifikasi mendapatkan subsidi karena dianggap memiliki kemampuan ekonomi memadai, ia dikenakan UKT tarif penuh yang dinamakan UKT Pendidikan Unggul. Mahasiswa dengan kualifikasi tersebut juga dikenakan Sumbangan Solidaritas Pendidikan Unggul (SSPU) di UGM sebesar Rp30 juta untuk jurusan sains, teknologi dan kesehatan. Lalu sebesar Rp20 juta untuk bidang ilmu sosial dan humaniora. Komponen itu dibayarkan satu kali di awal masuk.
Membandingkan 10 tahun silam, ketika 2014, mahasiswa belum dikenakan SSPU. Sementara UKT dikenakan dengan tarif mulai Rp500.000 hingga Rp22,5 juta.
Artinya, ada kenaikan biaya kuliah 280% dalam satu dekade untuk batas UKT terendah. Sedangkan batas UKT tertinggi mencatat kenaikan 8,88%. Bila diasumsikan mahasiswa tidak mendapatkan subsidi, maka ia harus membayar biaya kuliah antara Rp7,6 juta-Rp24,5 juta per semester, bergantung pada program studi, ditambah sumbangan SSPU antara Rp20 juta-Rp30 juta.
Mari memakai contoh program studi ilmu sosial dan humaniora di UGM yang paling murah, yaitu Sastra Jepang. Mahasiswa jurusan ini apabila tidak mendapatkan subsidi maka ia harus menyiapkan pembayaran total Rp27,6 juta terdiri atas SSPU sebesar Rp20 juta dan UKT satu semester Rp7,6 juta.
Dibanding pada 2014 di mana mahasiswa jurusan yang sama hanya membayar UKT kelompok IV (yang tertinggi) sebesar Rp5,5 juta tanpa pengenaan komponen biaya lain, maka ada kenaikan 401% dalam sepuluh tahun. Bila disimplifikasi, kenaikannya mencapai 40% per tahun.
Sementara bila mahasiswa mendapatkan subsidi UKT mulai 25%-75% sehingga tidak dibebani SSPU, maka biaya kuliah jurusan Sastra Jepang di UGM pada 2023 adalah sebesar Rp1,9 juta hingga Rp5,7 juta. Membandingkan UKT 2014 yang ditetapkan antara Rp500.000 hingga Rp4,2 juta per semester, terjadi kenaikan 280% untuk batas terbawah dan 36% untuk batas teratas dalam 10 tahun.
Perbandingan Harga Emas
Pengalaman Anisah, 61 tahun, menguliahkan tiga anaknya bisa menjadi contoh. Anisah mengaku tidak mengenal investasi keuangan seperti reksa dana, saham ataupun obligasi. Dari pendapatannya bekerja di sektor jasa informal, ia tabungkan sebagian dalam bentuk emas secara rutin.
Emas ia pilih karena mudah dibeli, mudah dicairkan juga bila ada kebutuhan. "Saya beli emas batangan di toko emas biasa yang sudah jadi langganan," ceritanya.
Dua anaknya sudah lulus sarjana di perguruan tinggi swasta dan negeri dan saat ini masih ada satu anak yang berkuliah di kampus negeri di Surabaya, Jawa Timur.
Harga emas produksi PT Aneka Tambang Tbk dalam 10 tahun terakhir, mencatat kenaikan 150% yaitu dari harga Rp532.000 per gram, hari ini emas dijual Rp1,33 juta per gram. Sedangkan harga buyback emas Antam, yang menjadi acuan harga bila seseorang hendak menjual ke Antam, dibanderol di Rp1,21 juta atau naik 129% dalam 10 tahun, ekuivalen 13% per tahun.
Level kenaikan harga emas itu masih lebih rendah dibanding persentase kenaikan biaya kuliah terutama untuk UKT nonsubsidi. Mengambil asumsi kenaikan terendah untuk biaya kuliah sebesar 10% per tahun, maka biaya kuliah yang tahun ini sebesar Rp1,9 juta akan menjadi Rp4,92 juta per semester atau Rp9,84 juta per tahun.
Bila masa kuliah memakan waktu empat tahun, maka biaya yang perlu disiapkan sedikitnya sebesar Rp39,36 juta. Angka itu adalah asumsi termurah, belum menghitung kebutuhan uang pangkal bila ada, dan tidak memasukkan komponen biaya sewa rumah dan biaya hidup bila anak kuliah di luar kota.
Bila memakai asumsi harga nonsubsidi, kebutuhan biayanya lebih besar lagi. Misal mengambil asumsi UKT termahal (subsidi 25%), biaya per semester yang tahun ini Rp5,7 juta menjadi Rp14,78 juta atau Rp29,56 juta per tahun pada 2034 nanti. Empat tahun kuliah, kebutuhan biaya total Rp118,24 juta.
Harga emas saat ini dibanderol Rp1.333.000 per gram sedangkan harga buyback Rp1.219.000 per gram. Biaya kuliah sebesar Rp118,24 juta setara dengan 89 gram emas harga saat ini. Orang tua bisa menyiapkan biaya kuliah dengan membeli emas secara rutin secara bulanan selama sembilan tahun masa menabung agar pada tahun ke-10, simpanan emas bisa dicairkan bertahap mengantisipasi penurunan harga. Per bulan, emas bisa dicicil beli sebesar 0,83 emas atau per tahun mengejar target membeli emas 9,89 gram.
Perlu dicatat, penghitungan memakai asumsi kenaikan biaya terendah dan belum memasukkan komponen biaya lain-lain yang mungkin muncul di masa mendatang.
Selain itu, dalam investasi, tetap ada risiko yang bisa menggagalkan tujuan keuangan. Untuk mengelola risiko kerugian investasi, seseorang wajib mengetahui preferensi dan profil risikonya. Menempatkan investasi di banyak keranjang -aset investasi- juga bisa menjadi salah satu cara mengelola risiko.
*Sanggahan
Simulasi investasi emas disuguhkan sebagai gambaran umum, tidak dimaksudkan sebagai rekomendasi investasi. Segala risiko yg menyertai keputusan investasi setelah membaca artikel di atas, berada di luar tanggung jawab Bloomberg Technoz.
(rui/aji)