Logo Bloomberg Technoz

Sekadar catatan, rata-rata produksi WK Rokan sekitar 160,5 ribu barel per hari (bph), atau sekitar 24% dari produksi nasional, dan 41 juta kaki kubik per hari (MMSCFD) untuk gas bumi pada akhir Juli 2021. 

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arifin Tasrif sebelumnya berharap PHR berkomitmen melakukan investasi yang masif agar produksi dari wilayah kerja tersebut tidak lagi menurun bahkan dapat ditingkatkan.

“Ini harus menjadi komitmen Pertamina, mengingat WK Rokan merupakan salah satu WK terbesar di Indonesia yang bernilai strategis dalam memenuhi target produksi 1 juta BOPD dan 12 BSCFD pada 2030 mendatang,” ujar Arifin dalam siaran pers.

Bahkan, produksi WK Rokan diharapkan dapat mencapai 165.000 bph pada akhir 2021 dengan tambahan sumur-sumur baru yang dibor tahun tersebut. Saat ini, Blok Rokan mampu menyumbang produksi minyak tertinggi di Indonesia yakni sebesar 161.623 bph.

Namun, sebelumnya produksi minyak di Blok Rokan dilaporkan telah mencapai 172.710 bph, dua tahun setelah alih kelola dari CPI ke PHR.

Ilustrasi Blok Rokan. (Dok. Pertamina)

Pemulihan 9,5 Triliun 

Sebelumnya, Direktur Utama PT Pertamina Hulu Energi (PHE) Chalid Said Salim mengatakan anggaran pemulihan tanah terkontaminasi minyak di Blok Rokan mencapai US$600 juta atau setara Rp9,5 triliun (asumsi kurs Rp15,869,90).

Chalid, yang juga merupakan mantan Direktur Utama PT Pertamina Hulu Rokan (PHR), mengatakan anggaran yang mencapai Rp9,5 triliun itu berasal dari pemerintah dan operator lama alias Chevron.

“[Pemulihan tanah terkontaminasi] nilainya US$600 juta, anggaran dari operator lama dan negara. Jadi surat penugasan dari Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi [SKK Migas], kita yang ditugaskan untuk melaksanakan,” ujar Chalid dalam agenda rapat dengar pendapat bersama Komisi VII, Rabu (27/3/2024).

(dov/wdh)

No more pages